Presiden UEFA Nilai Liga Arab Saudi Akan Kena Batunya Buntut Kebanyak Datangkan Pemain Bintang


inNalar.com –
Sejumlah pemain sepak bola terkenal telah pindah ke Liga Pro Saudi, termasuk mantan bintang Manchester United Cristiano Ronaldo dan pemegang Ballon d’Or Karim Benzema.

Namun, presiden UEFA Aleksander Ceferin berusaha meredam kekhawatiran publik tentang kekuatan finansial Arab Saudi yang mengancam klub-klub besar Eropa.

Arab Saudi sendiri sejauh ini memiliki strategi transfer yang dilakukan oleh empat klub besar Saudi Arabia, yaitu Al-Nassr, Al-Ittihad, Al-Hilal, dan Al-Ahli, untuk mendatangkan pemain-pemain bintang dari Eropa dengan harga dan gaji yang fantastis.

Baca Juga: Resep Rahasia Racikan Krim Pemutih Ini Bisa Kamu Tiru! Ampuh Banget Atasi Kulit Kusam

Rencana ini didukung oleh Public Investment Fund (PIF), sebuah lembaga investasi milik pemerintah Saudi Arabia yang memiliki saham di keempat klub tersebut.

Setelah mendatangkan Ronaldo, Benzema, dan yang terbaru N`golo kante, rencana transfer Saudi tidak berhenti di situ.

Beberapa pemain top lainnya juga dikabarkan menjadi target klub-klub Saudi Arabia untuk musim panas ini.

Baca Juga: Solusi Ampuh! Berikut Cara Hilangkan Ketombe Membandel di Kulit Kepala Cukup Gunakan Bahan-bahan Alami

Di antaranya adalah Ruben Neves dari Wolverhampton Wanderers dan Hakim Ziyech dari Chelsea.

Presiden UEFA, Aleksander Ceferin, tidak khawatir dengan rencana transfer Saudi tersebut.

Ia justru menyebutnya sebagai “kesalahan” bagi sepak bola Saudi Arabia.

Menurutnya, strategi membeli pemain-pemain yang hampir berakhir karirnya bukanlah strategi yang mengembangkan sepak bola.

“Tidak, tidak, tidak,” kata Ceferin kepada NOS (via ESPN ) ketika ditanya tentang kemungkinan eksodus pemain dari Eropa.

“Saya pikir itu terutama kesalahan bagi sepak bola Arab Saudi.”

Ia mengatakan bahwa hal tersebut menjadi probelmatika tersendiri karena Arab Saudi harus tetap mematangkan akademi dan timnasnya dari awal bukan dari pemain Internasional.

“Sistem membeli pemain yang hampir berakhir karirnya bukanlah sistem yang mengembangkan sepak bola,” tambahnya.

“Ini adalah kesalahan serupa di China ketika mereka semua membawa pemain yang hampir berakhir karirnya.” Tutupnya. ***(Dadang)

 

Rekomendasi