Prabowo Subianto Bakal Gantikan Gas LPG di Pulang Jawa-Sumatera dengan Mega Proyek Rp 2,8 Miliar Ini

inNalar.com – Pemerintahan Prabowo Subianto akhir-akhir ini gencar melakukan tahapan baru terhadap megaproyek yang sudah diselesaikan, seperti halnya melakukan pembangunan pipa gas untuk menyambungkan Pulau Jawa dan Sumatera.

Pembangunan pipa gas yang berkelanjutan telah dimulai semenjak 1 tahun setelah tahap 1 megaproyek ini selesai di tahun 2023.

Pulau Jawa dan sumatera menjadi tolak ukur yang digunakan agar pengerjaan megaproyek ini terus digenjot sampai seluruh sektor merasakan dampak positifnya.

Baca Juga: Mudahkan Akses Food Estate di Merauke, Prabowo Geber Pembangunan Jalan 135 Kilometer

Wilayah Andaman yang dikenal sebagai sektor Wilayah Kerja (WK) untuk gas bumi dan minyak bumi menjadi letak yang strategis untuk penyuplaian energi terhadap proyek ini.

Andaman memiliki potensi lebih sebagai sumber gas yang mana dilansir dari halaman resmi pemerintahan aceh, telah ditemukan cadangan gas yang luar biasa besarnya.

Penemuan ini ternyata sejalan dengan target pemerintah guna mencapai hasil produksi minya bumi dalam hitungan per harinya mencapai 1 juta barel serta untuk gas bumi ditemukan 12 miliar Gs Standar Kaki Kubi per harinya.

Baca Juga: Mesir Menantang Takdir! Telan USD 9,7 Miliar, Mega Proyek Sungai Buatan Ini Akan Membelah Gurun Luas

Program ini termasuk kedalam Proyek Strategis Nasional yang digunakan untuk menghubungkan jaringan pipa transmisi dari Aceh hingga ke Pulau Jawa, dari wilayah kerja Andaman yang berada di Aceh.

Proyek ini disebut dengan Pipa Gas Cisem yang semula pada tahap 1 hanya menghubungkan Semarang dan Batang, dalam tahap keduanya akan diperpanjang lagi.

Tahap kedua sudah diresmikan untuk pembangunanya pada bulan september 2024, diawali dengan pengelasan pertama oleh menteri ESDM Bahlil Lahadia yang menjabat kala itu.

Baca Juga: Desain Futuristik Dengan Harga Rp904 Miliar, Proyek Masjid Negara di IKN Jadikan Yang Pertama Diantara 6 Agama Lainya

Dalam tahap kedua terdapat beberapa penambahan ruas pipa menjadi 4, yaitu mulai dari Batang-Cirebon-Semarang-Kandang Haur Timur.

Megaproyek ini memiliki panjang pipa sepanjang 245 kilometer yang akan menghubungkan 4 ruas tadi.

Anggaran yang diturunkan untuk menyelesaikan pengerjaan ini sampai tuntas sekitar Rp2,8 triliun lebih besar 2 kali lipat dari proyek sebelumnya sebesar 1,17 triliun.

Badan usaha yang mengerjakan megaproyek pipa gas untuk daerah Pulau Jawa sampai Sumatera adalah PT Timlas Suplindo dan PT Pratiwi Putri Sulung.

Sedangkan badan usaha yang menggarap pipa Cisem sebelumnya adalah KSO PT PP yang telah selesai pada tahun 2023.

Menurut Menteri Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Agus Cahyono Adi, adanya proyek pipa Cisem yang kedua akan mendongkrak kontribusi bagi industri petrokimia.

“Gas ini dapat digunakan untuk berbagai keperluan, terutama di industri petrokimia, yang memiliki potensi besar dalam memberikan nilai tambah bagi perekonomian,” ujar kementrian ESDM, dilansir inNalar.com dari website resmi pemerintahan

Untuk waktu yang ditargetkan dalam menyelesaikan pipa gas Cisem akan membutuhkan waktu sampai Februari 2026.

Megaproyek pipa gas akan di danai oleh APBN dengan yang berlangsung secara multiyears mulai dari tahun 2024 sampai tahun 2026.

Dibangunkanya jalur Cisem bukan semata-mata hanya untuk perindustrian namun, juga untuk kepentingan masyarakat yang berada di Pulau Jawa maupun Sumatera.

Pemanfaatan langsung bisa dirasakan untuk masyarakat melalui jaringan distribusi gas untuk rumah tangga, dalam skala harian program ini memiliki potensi untuk mengalirkan 5 juta standar kaki kubik untuk 300 ribu keluarga.

Pengehamatan besar-besaran juga dapat dilakukan pemerintah karena masyarakat Pulau Jawa dan Sumatera tidak tergantung dengan gas elpiji lagi.

Hal ini bisa mengehemat biaya anggaran subsidi yang semula untuk LPG sekitar 0,27 triliun pertahun dan devisa negara sebanyak 0,33 triliun pertahunya dikarenakan penurunan impor LPG.

Dalam penuturan Agus Cahyadi , kehadiran program ini akan mengganti rugi terhadap penurunan produksi gas di beberapa tempat tua.

“Beberapa lapangan yang produksinya sudah menurun dapat terkompensasi oleh produksi gas dari Andaman,” ujarnya.***(Wahyu Adji Nugraha)

 

Rekomendasi