

inNalar.com – POWERCHINA atau Power Construction Corporation of China berhasil merampungkan pembangunan Proyek Pembangkit Listrik Fotovoltaik Terapung Cirata.
Pembangkit listrik ini di bangun di Waduk Cirata, Jawa Barat. Waduk ini sendiri terletak di 3 wilayah sekaligus.
Mulai dari Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Cianjur, dan Kabupaten Purwakarta.
Melansir dari Antara, POWERCHINA membangun proyek tersebut untuk menghasilkan listrik sebesar 300.000 MegaWatt (MW) jam per tahun.
Tidak heran jika proyek raksasa ini mampu mengurangi penggunaan batu bara sebanyak 117.000 ton setiap tahunnya.
Selain itu, proyeknya juga dapat menyuplai listrik bersih dan ramah lingkungan untuk 50.000 rumah tangga di sekitarnya.
Presiden Jokowi sendiri hadir dalam acara peresmian proyek yang baru saja selesai dibangun tersebut.
Ia merasa sangat bangga karena Indonesia telah merampungkan proyek pembangkit listrik dengan skala besar.
Tentu proyeknya mampu memanfaatkan energi bersih serta sudah tersambung dengan sistem listrk.
Presiden menuturkan bahwa potensi sumber energi baru terbarukan atau EBT nantinya akan terus dimanfaatkan.
Terutama untuk mendukung target tanah air agar dapat mencapai nol emisi karbon di tahun 2060 nanti.
POWERCHINA sendiri merupakan sebuah perusahaan konstruksi yang telah terintegrasi di bidang energi, sumber daya air, lingkungan, hingga infrastruktur bersih rendah karbon.
POWERCHINA menggunakan teknologi mutakhir dengan teknik konstruksi kelas dunia dalam membangun proyek ini.
Adapun beberapa tantangan dalam melakukan pembangunan pembangkit listrik fotovoltaik terapung Cirata ini berupa:
Perusahaan ini juga memakai standar dan prosedur konstruksi yang jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan standar lokal.
Tidak heran jika mampu mengatasi berbagai kendala teknis di atas termasuk dalam menjaga konstruksi dinding demi merampungkan proyeknya.
Proyek yang dirampungkan ini berhasil tersambung memakai sistem transmisi listrik.
Tentunya dapat memenuhi pemanfaatan energi baru dalam menghasilkan energi listrik sekaligus menjadi proyek fotovoltaik terapung yang terbesar se-Asia Tenggara.
Proyek tersebut juga diproyeksikan dapat mengurangi emisi karbondioksida, nitrogen monoksida, hingga sulfur dioksida.
Masing-masingnya sebanyak 214.000 ton, 4.500 ton, dan 9.000 ton setiap tahunnya.
Selain itu, bermanfaat pula untuk mengatasi kelangkaan listrik di daerah Jawa Barat sekaligus berkontribusi dalam menjaga kebersihan lingkungan di Indonesia hingga Asia Tenggara. ***