Potensi Pajak Bengkalis Merekah Rp12,2 Miliar Berkat Jalan Tol Pekanbaru-Dumai, Desa Pelosok Riau Ini Gimana?


inNalar.com – Kabar gembira untuk pembangunan ekonomi Riau, karena setelah Jalan Tol Pekanbaru-Dumai melintasi Bengkalis cuan dari potensi pajak jadi nafas lega bagi daerahnya.

Berkat Jalan Tol di Pekanbaru, Riau inilah potensi pajak sebesar Rp12,2 miliar per tahun mampu bangkitkan Bengkalis dari masa keterpurukan resesi ekonomi akibat pandemi.

Kabupaten yang satu ini memang paling gacor pendapatan pajak tolnya jika dibandingkan dengan empat daerah lainnya yang dilalui ruas tol ini.

Baca Juga: Terbentang Sepanjang 140,9 Km, Jalan Tol Bakauheni Terbanggi Besar di Lampung Harus ‘Tabrak’ Kawasan Hutan Lindung Seluas 175 Hektare

Alasan logisnya karena terdapat 59 kilometer daerahnya yang terbelah oleh Jalan Tol Pekanbaru-Dumai di Riau ini.

Namun secara umum, ekonomi Riau sendiri juga akhirnya semakin terangkat dipicu salah satunya karena eksistensi jalan tol Pekanbaru-Dumai ini.

Setingkat nasional, PDRB per kapita provinsi ini sudah mulai merangkak menuju uppermiddle income per tahun 2022.

Baca Juga: Megaproyek Jalan Tol di Pekanbaru Rp16,2 Triliun Sukses Bikin Daerah di Riau Ini Kipas-kipas Duit: Digadang High Income

Padahal ruas tol di provinsi ini baru resmi beroperasi pada tahun 2020.

Adapun nominal penerimaan pajak per tahun yang dinilai cukup gemilang meski baru setahun setelahnya.

Sementara setingkat kabupaten, ada dua kabupaten di Provinsi Riau yang mulai naik menuju derajat kesejahteraan yang tinggi.

Baca Juga: Baru Diresmikan Awal tahun 2024, Tol Serpong Cinere Tuai Kontroversi Gegara Tarifnya Dianggap Selangit, Segini Nominalnya

Disebut layak menempati high income, Kabupaten Bengkalis berhasil meraih pendapatan daerah tertinggi di Riau.

Perolehan pendapatan secara umumnya saja mencapai 20.405 USD. Diikuti oleh Kabupaten siak dengan income yang setingkat lebih rendah di bawahnya.

Jika melihat tingginya PDRB dan potensi pajak Bengkalis, lantas apakah daerah pelosok Riau ini ikut sejahtera?

Baca Juga: Biaya Konstruksinya Rp2,1 Triliun, Jalan Tol Serpong Cinere Sempat Tak Kunjung Beroperasi, Kenapa?Baca Juga: Telan Dana Rp14,3 Triliun, Pemerintah Akui Proyek Pembangunan Tol Serpong Balaraja di Tangerang Terbilang Lambat

Menurut Journal of Refional Economics Indonesia, sejumlah daerah di sepanjang ruas tol sepanjang 131 kilometer ini ikut terdampak oleh megaproyek ini.

Para peneliti mengulik rate kesejahteraan penduduk Desa Pinggir di Bengkalis, rupanya dapat diketahui bahwa ada perbedaan pendapatan usai dibangun jalan tol sekitar mereka.

Logisnya, keberadaan megaproyek Jalan Tol Pekanbaru-Dumai ini tentu dapat membuat warga desa Pinggir beralihprofesi.

Apabila tadinya warga terbiasa bertani atau berkebun, maka usai lahan garap disulap menjadi infrastruktur ini ada pula alih profesi.

Jika ada perubahan profesi tentu perbedaan rate pendapatan pun bakal mengikuti.

Dari hasil penelitian, saat daerah Pinggir, Bengkalis masih belum ditajak Jalan Tol Pekanbaru-Dumai, maka tidak ada yang menyentuh income di bawah Rp500 ribu.

Namun setelah tahun 2023 terus berjalan, muncul dua responden di antaranya malah justru masuk ke dalam kategori pendapatan di bawah Rp500 ribu.

Uniknya, bagi penduduk Desa Pinggir yang memiliki pendapatan antara Rp1,5 juta hingga Rp2 juta cenderung meningkat dari sebelumnya.

Tidak jarang pula pendapatan tertinggi bisa menembus lebih dari Rp5 juta per bulan.

Peningkatan pendapatan bagi desa di Riau ini cukup positif mengingat gaya hidup pengeluaran kebutuhan masyarakat tidak berubah signifikan.

Kendati demikian, masyarakat desa di Kecamatan Pinggir Bengkalis ini tidak luput dari dampak negatifnya usai jalan tol di Pekanbaru ini beroperasi.

Harga lahan yang ada di desa mereka meningkat 44 persen dibanding sebelum ada megaproyek senilai Rp16,2 triliun.

“Kecamatan Pinggir sesudah adanya jalan tol Pekanbaru-Dumai memiliki kenaikan harga lahan dibanding sebelum adanya jalan tol,” dikutip dari hasil penelitian tersebut.***

Rekomendasi