Potensi Ancaman Gelombang Tinggi di Pesisir Selatan Jawa, BMKG Ungkap Kabupaten Ini Rawan Terdampak

inNalar.com – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan kembali terhadap ancaman megathrust yang berpotensi besar di wilayah Jawa Tengah.

BMKG mengungkap jika tsunami dan gempa bumi adalah 2 fenomena alam yang tidak mudah untuk diprediksi dan dideteksi dengan akurat.

Berdasarkan hal tersebut, BMKG menyampaikan untuk masyarakat di selatan Jawa, khususnya Jawa Tengah tetap terus waspada.

Baca Juga: 6 Film Indonesia Bakal Tayang di Bioskop Bulan Oktober 2023, Momen Beruntung Bagi Pecinta Genre Horor

Saat ini BMKG sedang berupaya memaksimalkan akurasi dari prediksi gempa bumi mencapai 90 persen.

Adanya potensi besar terhadap tsunami yang akan terjadi di wilayah pesisir selatan Jawa ini, di ungkapkan oleh Dwikorita Karnawati selaku Kepala BMKG, saat pihaknya sedang membuka pelaksanaan Sekolah Lapangan Gempabumi dan Tsunami (SLG).

Dwikorita Karnawati menjelaskan jika, sumber gempa megathrust ini terletak di zona subduksi yang merupakan tumbukan dari lempengan Indo-Australia dan juga Lempeng Eurasia yang terdapat di dasar laut Samudra Hindia yakni di Selatan Kebumen.

Baca Juga: 90 Jenis Spesies Ditemukan di Indonesia dalam Waktu 3 Tahun Terakhir, KLHK Sebut Asa Baru Dunia Konservasi

Dilansir inNalar.com dari laman situs BMKG, wilayah Kebumen merupakan salah satu zona yang berpotensi tinggi pada gempa dan juga tsunami di Indonesia.

Hal ini dikarenakan letak kabupaten tersebut yang berhadapan langsung dengan zona megathrust selatan Jawa, dengan potensi gempa bermagnitudo sebesar 8,7 dan diikuti tsunami setinggi 29 meter.

Dirinya mengungkap jika penjalaran gelombang tsunami akibat gempa diperkirakan akan mencapai 14 sampai 18 meter di wilayah Kabupaten Kebumen, dnegan jangka waktu sampai di pesisir pantai sekitar 46 menit.

Baca Juga: Warung Berdiri Sendiri di Tikungan Tajam Trenggalek Jawa Timur, Banyak Korban Berjatuhan di Sana, Benarkah?

Diperkirakan pula dampak pada guncangan akibat gempa bumi akan mencapai VII-VIII MMI dan merupakan tingkat guncangan kuat hingga sangat kuat, yang akan menyebabkan kerusakan sedang hingga berat.

Dwikorita Karnawati juga menyampaikan jika informasi tsunami yang dikabarkan ini masih dalam potensi kasus bukan prediksi yang pasti, sehingga kapan terjadinya tsunami ini belum diketahui.

Pemerintah Daerah dengan adanya dukungan Pemerintah Pusat dan juga Pihak Swasta akan menyiapkan sarana dan prasarana bantuan yang layak dan pastinya memadai.

BPBD juga akan selalu memastikan sistem peringatan dini yang terletak di daerah rawan akan beroperasi dan terpelihara dengan layak serta terjaga selama 24 jam setiap harinya.

Pemerintah Daerah dengan Pemerintah Pusat tengah melakukan penataan tata ruang pantai rawan agar aman dari bahaya tsunami

Penataan ini dilakukan dengan cara menjaga kelestarian ekosistem pantai, sebagai zona sepadan dalam perlindungan terhadap gelombang tsunami dan juga abrasi.

BMKG mengimbau kepada Pemerintah Daerah dengan Pihak terkait perlunya melakukan pembangunan kapasitas masyarakat atau kegiatan mengedukasi masyarakat untuk dapat melakukan respon penyelamatan diri secara tepat pada saat nanti terjadi gempa bumi dan tsunami.

Selain itu BMKG juga memberikan himbauan kepada masyarakat untuk tidak terpancing pada berita atau pun isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.***

Rekomendasi