

inNalar.com – Penerimaan Negara Bukan Pajak Mineral dan Batubara (PNBP Minerba) menjadi pintu berkah bagi Indonesia, khususnya untuk produk nikel.
Menariknya, Sulawesi Tenggara lah digadang menjadi salah satu daerah penghasil nikel terbesar di Indonesia.
Sulawesi Tenggara mempunyai banyak hamparan daerah pelosok yang menjadi rumah bagi potensi nikel RI.
Kementerian ESDM mencatat satu aset produk turunannya yang menjadi komoditas mineral paling gacor di sektor minerba adalah feronikel.
Feronikel berhasil diproduksi RI sebanyak 535,2 ribu ton sepanjang tahun 2023.
Galian alam yang satu ini adalah komoditas paling mendekati target, yakni 628,9 ribu ton.
Sementara produk turunan nikel jenis lainnya, yakni nickel matte, berhasil diproduksi hingga 71,4 ribu ton.
Pencapaian yang cukup menggembirakan mengingat target awal produksinya sebesar 75 ribu ton.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa potensi alam paling besar perannya dalam keberhasilan PNBP Minerba ini adalah nikel.
Sulawesi Tenggara dikenal pula sebagai daerah pemilik ‘harta karun’ nikel terbesar di Indonesia.
Namun daerah pelosok Sulawesi Tenggara mana kah yang menjadi ‘peti’ cuannya?
Jika mengukur dari luas wilayah pertambangan yang menghasilkan nikel terbesarnya, Kolakaa adalah daerah berlahan bercuan seluas 3.283,64 kilometer persegi.
Kendati demikian, total seluruh daerah tersebut yang menjadi ‘peti’ cuannya melega luas hingga 198.624,66 kilometer persegi.
Patut diperhitungkan pula daerah pelosok potensial lainnya seperti Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.
Tidak lupa pula bahwa Kabupaten Morowali juga memiliki banyak titik potensi nikel, baik yang masih tereka dan terkira, hingga terbukti.
Misalnya seperti di daerah pelosok Padabaho yang memiliki potensi ‘harta karun’ terkira sebesar 10,71 juta ton.
Masih di Morowali, Tangofa pun terbukti memendam nikel sebanyak 4,95 juta ton. Sementara potensi terekanya mencapai 25,64 juta ton.
Pada sisi Sulawesi Tenggara lainnya terdapat pula potensi nikel berlimpah di Kabupaten Kolaka Utara.
Daerah yang disebut sebagai Pitulua 1 tereka potensi alam sebesar 15,8 jura ton dan terbukti menyimpan sumber daya sebanyak 1,5 juta ton.
Pada sisi selatannya terdapat pulau mungil yang merupakan wilayah Kabupaten Bombana.
Bombana memiliki sebuah daerah pelosok bernama Lamkema yang tereka hasil alam ini sebanyak 5 juta ton.
Baca Juga: Alokasi Dana Desa Kabupaten Situbondo 2024 Capai Rp 150 Miliar, Pembangunan Desa Bakal Dipercepat?
Tersebar pula di daerah Dongkala, Pongkalaero, Teomokole, hingga Rahampuu.
Adapun PNBP Minerba yang disumbangkan oleh Sulawesi Tenggara hingga November 2023 sebesar Rp3,83 triliun.
Pencapaian penerimaan tersebut melejit 22,43 persen jika dibandingkan dengan performa tahun sebelumnya.
“Realisasi PNBP tahun 2023 mencapai Rp172,96 Triliun,” ungkap Plt Direktur Jendral Minerba, Bambang Suswanto, dikutip dari Kementerian ESDM.
Kabar menggembirakannya adalah pencapaian PNBP minerba tersebut mengisi porsi PNBP ESDM sebesar 58 persen.
Sebagai infromasi tambahan, PNBP ESDM tahun 2023 sendiri diketahui menembus Rp300,3 triliun.***