Pesantren di Jawa Tengah ini Menguak Harmoni Antara Budaya Jawa dan Tionghoa, Kok Bisa?

inNalar.com – Suatu lembaga pendidikan agama lazimnya ditemukan di pusat kota besar, dengan lingkungan yang notabene-nya juga beragama Islam. Tapi, Tahukah Anda bahwa ada sebuah pesantren di Jawa Tengah yang letaknya di tengah pemukiman Tionghoa?

Pondok Pesantren uniknya Jawa Tengah ini terletak di Lasem, daerah yang dikenal dengan julukan ‘Tionghoa Kecil’. Mengapa demikian?

Karena tempat ini banyak menyimpan banyak kisah menarik, tentang pertemuan budaya Tionghoa dan Pribumi dalam satu simpul toleransi dan akulturasi budaya yang unik di Bumi Nusantara.

Baca Juga: Sekolah Swasta dengan Kantin Paling Elit di Jakarta, Bisa All You Can Eat Menu Vegetarian Bayarnya Rp 30 Ribu

Ialah Pondok Kauman Lasem, pondok ini berfungsi tidak hanya sebagai pusat pendidikan Agama Islam, namun juga menjadi tempat dimana keberagaman berpadu dalam tajuk simfoni perdamaian yang luar biasa.

Ponpes yang membaurkan budaya Jawa dan Tionghoa di Jawa Tengah ini didirikan pada tahun 2005, yang dulunya merupakan sebuah penginapan milik masyarakat Tionghoa.

Melansir jateng.kemenag.go.id, didapati fakta bahwa pesantren Kauman Lasem ini ternyata dibangun oleh masyarakat sekitar.

Baca Juga: Berdiri Gagah 141 Tahun, Ini Dia Potret Pondok Pesantren Tertua di Kendal

Oleh sebab itu, tidak mengherankan apabila toleransi penduduk di sekitar pondok ini sangat tinggi.

Selain unik, pondok ini ternyata membuktikan satu hal nyata, bahwa agama dan budaya dapat hidup berdampingan dengan penuh kasih.

Bisa jadi, inilah daya pemikat pondok pesantren yang hingga kini memiliki 600-an santri ini.

Baca Juga: Pesantren di Bogor Ini Miliki Desain Khas Kuil Tiongkok, Dulunya Tempat Pembinaan Mantan Narapidana

Nah, tahukah Anda bahwa ornamen bangunan di Pesantren Lasem Kauman Jawa Tengah ini juga memadukan unsur tiga budaya? Penasaran tentang pondok ini? Simak artikel ini lebih lanjut ya!

Pertama, salah satu ciri khas yang paling mentereng adalah, bangunan pos penjagaan atau pos satpam yang dibangun serupa dengan Kelenteng yang khas dengan warna merah.

Tidak hanya itu, ada beberapa tulisan yang menghias dinding, yang ditulis dengan huruf Hijaiyah dan huruf Hanzi. Ini juga jadi bukti betapa kuatnya toleransi yang terbangun antara pesantren Kauman, kan?

Kedua, arsitektur pondok pesantren Kauman Lasem ini juga tidak kalah unik, lho! Ketika Anda berniat untuk menimba ilmu di sini, Anda akan disuguhkan dengan bangunan khas Pribumi plus Tionghoa yang begitu kental.

Atap yang dibangun khas masyarakat Jawa, lantai pesantren yang berwarna terakota, dan beberapa ornamen khas Tionghoa lain yang ditempel di beberapa sudut ruang.

Baca Juga: Terletak di Majalengka, Jawa Barat Pesantren Unik Ini Bernuansa Arsitektur Khas Tionghoa

Kesemuanya ini telah dirancang sedemikian rupa oleh Kyai Haji Muhammad Zaim Ahmad Ma’shoem atau Gus Zaim.

Lebih dari itu, di atas pintu masuk pesantren pun, ada satu ornamen kayu yang bentuknya adalah 12 anak panah yang melingkar, khas seperti simbol Mataram kuno.

Kesemuanya ini bersatupadu dengan apik, pun menambah pengetahuan bagi sebagian orang yang belum tahu, bahwa pesantren ini sangat menjunjung tinggi akulturasi budaya.

Baca Juga: Link Live Streaming Barito Putera vs Persija Jakarta BRI Liga 1 10 Januari 2024, Nonton Gratis di Indosiar

Ketiga, jika biasanya bangunan asrama santri lazimnya adalah bangunan bertingkat yang megah, di pesantren Kauman Lasem ini justru berbeda, lho!

Di sini, asrama santri dibangun dengan beberapa Paduan konsep budaya; berbentuk rumah tradisional jawa biasanya banyak gothakan atau lumbung padi dan juga berbentuk rumah khas Tionghoa.

Keempat, jika lampion adalah budaya Tionghoa, maka di pesantren Kauman ini juga banyak menggelantung lampion-lampion yang notabene-nya adalah lampu penerang, dengan bertuliskan aksara mandarin dan aksara Arab.

Baca Juga: Link Live Streaming Real Madrid vs Mallorca Piala Super Spanyol Gratis di RCTI, H2H, dan Prediksi Skor

Tidak hanya unik dalam hal arsitektur, pondok pesantren ini telah menyandang status sebagai ‘Pusat Kerukunan Antarumat Beragama’di Lasem.

Bahkan setiap tahunnya, para santri dan warga Tionghoa merayakan hari besar keagamaan dengan rukun; seperti halnya saat Imlek yang mengusung tema dialog interaktif multikultural.***