
inNalar.com – Dalam intrik bisnis modern, inovasi berperan sebagai amunisi bagi perusahaan untuk bisa bertahan dan tetap unggul di sengitnya medan persaingan.
Tapi faktanya, perusahaan tambang nikel di Halmahera ini berhasil membuat inovasi luar biasa yang bisa mengubah ampas menjadi mahakarya konstruksi. Kenyataan ini sungguh mustahil, kan?
Menurut informasi dari situs resmi tbpnickel.com, Harita Nickel adalah bagian dari Harita Group yang menjalankan operasi tembang dan pengolahan nikel secara terpadu dan berkelanjutan di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara.
Baca Juga: Benarkah Uang Kuno Bakal Selalu Dibayar Mahal Kolektor? Begini Faktanya
Selain mengantongi izin IUP pertambangan, emiten yang berdiri sejak tahun 2016 ini juga memiliki sejumlah smelter peleburan bijih nickel saprolite.
Emiten tambang nickel ini juga mengoperasikan fasilitas canggih untuk pengolahan dan pemurnian bijih limonit di wilayah operasional yang sama.
Baru-baru ini, Perusahaan Harita Nickel menggemparkan jagat raya dengan teknologi revolusionernya, bahwa mereka tidak hanya sekedar mengurangi limbah pengolahan nikel.
Sebagaimana diketahui, mereka telah menciptakan terobosan inovatif yang bisa memberikan solusi berkelanjutan bagi sektor konstruksi—dengan menyulap slag nickel jadi batu beton berkualitas tinggi.
Tony Gultom selaku Direktur HSE Harita Nickel di Halmahera ini mengungkapkan bahwa kegiatan unik dari proses lanjutan tambang, pembuatan slag nickel menjadi batu beton premium, dilakukan dengan proses pirometalurgi canggih di smelter Rotary Kiln Electric Furnace.
Smelter milik perusahaan tambang kenamaan Halmahera ini ternyata tidak hanya mengolah bijih nikel saprolite menjadi feronikel untuk bahan baku stainless steel saja, lho!
Baca Juga: LINK Live Streaming Persik vs Arema FC BRI Liga 1 Senin 16 Desember 2024, GRATIS Nonton Indosiar
Dijelaskan lebih lanjut oleh Direktur HSE Harita Nickel lagi, dalam proses produksi feronikel, aktivitas tersebut menghasilkan sisa hasil pengolahan berupa butiran pasir, slag nickel inilah yang kemudian dikembangkan untuk jadi bahan konstruksi yang punya nilai tambah.
Proses pembuatannya pun juga telah dijelaskan rinci oleh Tony Gultom, beliau menjelaskan bahwa proses ini diawali dengan mencampurkan slag nickel dengan beberapa material lainnya seperti abu batu bara dan semen, proses ini dilakukan hingga membentuk mortar yang kuat.
Mortar inilah yang kemudian dicetak menjadi batu beton premium kelas I. Dapat dikatakan bawah batu ini adalah suatu masterpiece konstruksi tiada tanding—yang jauh lebih unggul dibandingkan dengan beton lainnya.
Baca Juga: Prediksi UMK Yogyakarta 2025 Tiap Daerah, UMR Tertinggi Ada di Kota Jogja?
Klaim bahwa batu beton ini lebih unggul bukan sekadar omong kosong tanpa dasar yang jelas, lho!
Sebab, bata hasil Garapan Harita Nickel ini punya kekokohan dan ketahanan yang melampaui ekspektasi.
Dari produk inovasi di atas, hal ini membuktikan bahwa Harita Nickel tidak hanya berfokus pada pengelolaan sisa hasil produksi (SHP).
Baca Juga: Kolektor Uang Kuno Asal Surabaya Ini Sanggup Bayar Berapapun Duit 1000 Rupiah Soekarno, Siapa Dia?
Lebih dari itu, emiten nikel terbesar Indonesia ini faktanya telah bertransformasi menjadi pionir dengan mencipta nilai ekonomi baru—sesuai dengan prinsip ekonomi sirkular.
Setiap langkah inovasi yang dirancang oleh Harita Nickel juga telah membuktikan, bahwa industri pertambangan pun bisa berkembang secara berkelanjutan dengan tanpa mengorbankan Sumber Daya Alam (SDA) yang ada. ***