Pertempuran Hamas dan Israel di Gaza Mendorong Lebih Banyak Warga Sipil Palestina Menuju Perbatasan Mesir

inNalar.com – Sejak gencatan senjata berakhir sekitar satu minggu lalu, Israel melancarkan serangan demi serangan ke Gaza.

Pada hari Rabu, 6 Desember 2023, Pasukan Israel bertempur sengit dengan Hamas dalam serangan yang meluas ke Gaza selatan.

Pertempuran antara Hamas dengan Israel tersebut memaksa puluhan ribu warga sipil Palestina yang mengungsi berdesakan di kota dekat perbatasan Mesir.

Hal tersebut dilakukan warga Sipil Palestina untuk menghindari pemboman Israel.

Baca Juga: Reward Kinerja Capai Rp33 Juta, Jabatan PNS Elit Ini Punya Tunjangan Kinerja Terbesar di Kemenparekraf, Menteri Sudah Pasti Rajanya, Setelahnya?

Mengingat kini tak ada lagi tempat yang aman di Gaza untuk menghindar dari serangan Israel.

Banyak dari warga sipil Palestina mereka tidak akan aman di Rafah.

Hal tersebut dikarenakan semakin berkurangnya pilihan tempat berlindung.

Sejak awal pertempuran pada 7 Oktober 2023 lalu, Israel menyerukan evakuasi warga sipil di Gaza Utara untuk pergi ke daerah Selatan.

Baca Juga: PPPK Bahagia, Tahun 2024 Gajinya Bakal Naik Sebesar 8 Persen, Golongan I Sampai IV Dapat Berapa?

Hingga kini pun ratusan ribu orang berdesakan di Gaza Selatan untuk berlindung dari serangan Israel.

Namun, baru-baru ini Israel malah memperluas wilayah serangannya ke Gaza Selatan.

Eksodus terbaru ini membuat banyak pengungsi Palestina semakin terpojok di dekat perbatasan Mesir yang dibentengi.

Daerah tersebut dianggap aman oleh militer Israel dalam selebaran yang dijatuhkan oleh pesawa mereka.

Baca Juga: PPPK Makin Sejahtera, Golongan I Sampai IV dengan Masa Kerja 20 Tahun Bakal Terima Gaji Hampir Rp3 Juta di 2024

Kini, pihak militer Israel telah memulai penggerebekan yang ditargetkan di pusat kota Khan Younis.

Israel mengatakan bahwa Khan Younis merupakan simbol kekuasaan militer dan administratif Hamas.

Baru-baru ini Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pasukan Israel mengepung rumah Khan Younis milik pemimpin Hamas, Yahya Sinwar.*** 

Rekomendasi