Pertama Kali dalam Sejarah, Uni Emirat Arab Resmi Buka Pabrik Minuman Bir Beralkohol di Abu Dhabi
inNalar.com – Tersiar kabar mengejutkan dari salah satu negara Islam dunia yakni Uni Emirat Arab yang dikabarkan resmi membuka pabrik bir pertamanya di Abu Dhabi.
Dikatahui bahwa Abu Dhabi telah memperbaharui peraturannya pada tahun 2021 silam dan mengizinkan pemegang lisensi alkohol memproduksi minuman beralkohol.
Diketahui sebelumnya terdapat larangan yang terjadi puuhan tahun tentang pembatasan produksi alkohol di seluruh UEA.
Pabrik bir tersebut tersebut merupakan perusahaan pertama yang memproduksi minuman beralkohol secara legal di UEA.
Pabrik tersebut dibuka di The Galleria Al Maryah Island di Abu Dhabi.
Sebelumnya, merek tersebut telah menjual minuman birnya di UEA dan pada penerbangan Etihad Airlines.
Namun, produksi bir yang dijual di UEA tersebut dilakukan di Amerika Serikat.
Tempat pembuatan bir itu akan menghadirkan koktail biatan sendiri serta masakan rumah asap dan pub khas daerah selatan.
Chad McGehee selaku pendiri dan CEO Side Hustle Brews & Spirits, mengatakan bahwa mereka merasa rendah hati dan bersemangat untuk membuka pabrik bir mikro pertama di Abu Dhabi, dikutip dari NUFFoodSpectrum.
Ia juga mengakui tanggung jawab mereka sebagai pendiri gerakan kerajinan lokal.
Sebagai informasi, Dubai menjadi daerah yang paling sering diidentifikasi sebagai emirat yang paling terbuka di antara negara-negara lainnya di timur tengah dalam hal konsumsi dan penjualan alkohol.
Pada bulan Januari, emirat tersebut menjatuhkan pajak sebesar 30 persen atas penjualan alkohol.
Hal tersebut dianggap menjadi upaya yang nyata untuk lebih menarik wisatawan internasional khususnya wisatawan barat.
Pembukaan pabrik bir ini tentunya mnejadi buah bibir bagi masyarakat internasional mengingat Dubai merupakan salah satu negara timur tengah.
Meskipun begitu, ada pula salah satu negara UEA yakni Sharjah yang dilaporkan menjadi negara yang paling ketat di dalam peraturannya mengenai alkohol dan menerapkan larangan total terhadap konsumsi maupun produksi di negaranya. ***
Rekomendasi
