

inNalar – Bendungan pada umumnya berada di atas permukaan air. Tetapi berbeda dengan bendungan di DI Yogyakarta.
Salah satu bendungan di DI Yogyakarta berada 100 meter dibawah tanah.
Bendungan ini dikenal dengan nama Bendungan Bribin.
Baca Juga: Epik! Enggan Gusur Tanah Warga, Jalan Tol di Yogyakarta ini Dibangun Melayang di Atas Sungai
Proyek Bribin mulai dibangun pada tahun 2004 dan telah selesai di tahun 2008.
Bendungan ini merupakan program kerja pemerintah Indonesia yang bekerja sama dengan Jerman.
Proyek Bribin berada tepat di Desa Sindon, Kecamantan Semanu, DI Yogyakarta.
Baca Juga: Paling Strategis di Jawa Timur, Mall Seluas 170.000 M2 di Surabaya Justru Sepi bak Kuburan
Disana ada sebuah gunung, yang dikenal dengan nama Gunung Sewu.
Gunung Sewu memiliki sungai bawah tanah yang memiliki debit air tinggi, tetapi kurang dimanfaatkan.
Terdapat empat sumber air bawah tanah disana, antara lain sumber air baron, sumber air seropan, sumber air ngobaran, dan sumber air bribing yang jumlah airnya sangat memadai.
Hingga akhirnya pemerintah memanfaatkannya dengan membangun proyek bribin.
Bendungan Bribin memakan biaya sebesar Rp 38 miliar.
Dalam cara kerjanya, Bendungan Bribin membendung air di dalam gua yang kemudian dialirkan ke atas permukaan guna ditampung ke dalam reservoir melalui turbin beserta 4 mesin pompa air.
Air baku yang berasal dari Goa Bribin mampu memenuhi kebutuhan 97 ribu jiwa yang ada di 13 desan dan 5 kecamatan.
Selain itu juga dimanfaatkan untuk dialiri ke wilayah pertanian dan menjadi pembangkit tenaga listrik.
Luas genangan Bendungan Bribin di Kabupaten Gunung Kidul, DI Yogyakarta adalah 2,75 hectare.
Bendungan ini menjadi bendungan pertama dan satu-satunya di dunia yang berada di Bawah tanah.
Proyek ini dibangun dengan tujuan untuk mengatasi permasalahan air di wilayah daerah Gunung Kidul.
Gunung Kidul memiliki luas wilayah sebesar 1.485,36 kilometer persegi.
Dengan luas wilayah sekitar 1 juta kilometer persegi, penduduk disana berjumlah sekitar 776.584 jiwa dan 504 jiwa rata-rata per kilometer persegi.
Air merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, mulai dari memasak, mencuci, irigasi pertanian, indusrti, dan untuk minum.
Di wilayah daerah Gunung Kidul mengalami beberapa kali kekeringan di musim kemarau karena sifat tanahnya Karts yang tidak dapat menahan air.
Akibatnya penduduk harus berusaha jalan dengan Jarak yang cukup jauh untuk mendapatkan air bersih.
Kurangnya resapan air membuat lahan pertanian tidak bisa berjalan dengan baik.
Banyak penduduk yang meninggalkan wilayah ini karena merasakan kesulitan tersebut.
Tetapi, saat ini permasalahan tersebut sudah teratasi dengan dibangunnya Bendungan Bribin.
Sudah seharusnya pemerintah terus memperhatikan kebutuhan apa saja yang diperlukan oleh masyarakat di setiap daerah, agar mereka bisa merasakan kesejahteraan dalam hidup di Negara Indonesia.***(Gebriel Hemas)