Peringatan! Kasus ISPA di Jabodetabek Tembus 200 Ribu per Bulan, Imbauan untuk Mengurangi Aktivitas di Luar

inNalar.com – Saat ini, memburuknya kondisi cuaca di Indonesia tentunya harus menjadi perhatian serius semua kalangan. Karena polusi udara dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan.

Angka kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di wilayah Jabodetabek sudah mencapai angka yang mengkhawatirkan akibat polusi udara.

Pakar paru dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia mengungkapkan, kasus ISPA di Jabodetabek meningkat menjadi 200 ribu kasus per bulan.

Baca Juga: Para Siluman Diturunkan, Sekutu Amerika Gelar Latihan Militer Gabungan Demi Lawan China dan Korea Utara

Seluruh masyarakat wajib selalu memakai masker saat keluar rumah, bagi kelompok rentan lansia dan anak kecil diimbau membatasi aktivitas di luar rumah.

Salah satu faktor yang dapat menyebabkan peningkatan kasus ISPA adalah polusi udara yang semakin parah.

Hasil kajian yang dilakukan Bappenas pada tahun 2022 menunjukkan bahwa peningkatan polutan udara berhubungan langsung dengan peningkatan kasus ISPA di Jakarta selama hampir satu dekade.

Baca Juga: Serap APBN Rp 69,1 Miliar, Perbaikan Ruas Jalan Sepanjang 14,5 Km di Kabupaten Lampung Selatan Masuk Tahap Ini

Dikutip dari website Kementerian Kesehatan, ISPA merupakan penyakit yang umumnya masuk dalam 10 penyakit teratas pada bayi dan anak kecil di negara berkembang, antara lain: Indonesia.

Episode ISPA didefinisikan sebagai kejadian ISPA kompulsif setelah diagnosis klinis minimal 2 hari tanpa gejala penyakit yang sama.

Rata-rata anak usia dibawah 5 tahun menerima 3-6 episode ISPA (DCPP, 2016) dan 4-6 episode.

Baca Juga: Awalnya ‘Tanah Berdebu’, Bandara di Sulteng Ini Ganti Nama Setelah Bangunannya Dipugar Bertaraf Internasional

Hingga saat ini, ISPA masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, hal ini terlihat dari hasil Survei Kesehatan Nasional (SURKESNAS) tahun 2011.

Data menunjukkan angka kematian akibat ISPA masih sebesar 2896, artinya dari setiap 100 anak dibawah usia 5 tahun yang meninggal, terdapat 28 anak yang meninggal karena ISPA, dan terutama pada balita, dimana terdapat 80926 kematian akibat pneumonia.

Ekstrapolasi data SKRT tahun 2001 menunjukkan angka kematian balita akibat penyakit pernafasan sebesar 4,9/1.000 4,9/balita 5 tahun. Artinya sekitar 5 dari 1.000 balita meninggal setiap tahunnya akibat pneumonia.

Baca Juga: Tinggi Capai 80 M! Jembatan Ekstrem di Sumatera Utara Ini Membentang Tanpa Pengaman, Berbahayakah?

Mengartikan pula 140.000 anak dibawah 5 tahun meninggal setiap tahunnya karena pneumonia, 55.555 anak Indonesia dibawah 5 tahun meninggal karena pneumonia setiap 5 menit.

Skala permasalahan ISPA begitu besar sehingga sering dianggap sebagai pandemi.

Hasil survey Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) pada tahun 2019 menunjukkan bahwa penyakit pernafasan termasuk dalam 10 penyakit terbanyak di Indonesia.

Baca Juga: Telan Anggaran Rp 1,2 Triliun, Proyek Kota Baru Lampung Ini Justru Mangkrak, Bagaimana Nasibnya Sekarang?

Polusi udara merupakan faktor risiko kematian kelima di Indonesia setelah hipertensi, gula darah, merokok, dan obesitas. ***

 

 

Rekomendasi