

inNalar.com – PT Amman Mineral Internasional Tbk atau AMMN tengah berambisi untuk mempercepat commisioning smelter.
Commisioning smelter tersebut menyusul relaksasi ekspor konsentrat yang diputus hingga Mei 2024 mendatang.
AMMN tengah berfokus untuk memastikan semua peralatan dan teknologi pembangunan smelter dapat digunakan sesuai dengan jadwal.
Meskipun begitu, kebijakan untuk menarik relaksasi ekspor hingga Mei 2024 akan berdampak serius pada operasi tambang.
Selain itu, kebijakan tersebut berdampak pada penerimaan negara nantinya.
Kemungkinan perseroan bakal memangkas 40 persen kapasitas produksi pada Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) 2024.
Hal tersebut diikuti dengan tenggat relaksasi ekspor konsentrat tembaga yang diputus pada Mei tahun depan.
Dampaknya, penerimaan negara bisa susut sekitar 50 persen akibat penyesuaian rencana kerja tahun depan tersebut.
Kemungkinan penyesuaian tersebut harus diambil karena izin relaksasi ekspor konstrat tembaga yang diberikan oleh pemerintah hanya sampai Mei 2024.
Sementara itu, smelter Manyar di Gresik baru bisa melakukan produksi penuh pada Desember 2024.
Berupaya percepat commisioning smelter, diketahui jumlah keuntungan alami penurunan signifikan.
Diketahui jumlah penjualan dan pendapatan usaha AMMN mencapai 1,1 miliar USD atau setara Rp17 triliun.
Kemudian, jumlah beban pokok penjualannya sebesar 649 juta USD atau setara Rp10 triliun.
Jika dikurangkan dengan berbagai beban lain serta pajak, maka jumlah keuntungan bersih PT Amman Mineral Internasional Tbk hanya mencapai 68 juta USD atau Rp1 triliun.
Angka tersebut jauh dibawah jumlah keuntungan AMMN pada tahun lalu yang bisa mencapai 748 juta USD atau setara Rp11,6 triliun. ***