Penguasa Tambang Emas Papua ‘Sulap’ Limbah Beracun Jadi Infrastruktur Megah dari Sorong hingga Merauke

inNalar.com – Perusahaan emas Papua yang satu ini memiliki inovasi unik. Yaitu, mengubah limbah pertambangan menjadi sederetan infrastruktur megah di sejumlah daerah dari Sorong hingga Merauke.

Dengan senjata berupa riset dan pengembangan, PT Freeport Indonesia (PTFI) tidak segan untuk menggali inovasi ke dasar limbah dan residu, berupaya mencari percikan temuan baru untuk mengukuhkan sematan ‘pemecah rekor infrastruktur Papua’ sebagai simbol kejayaan korporasi.

Sebelum menyelami lebih jauh tentang inovasi luar biasa dari limbah PTFI, ada baiknya kita menelusur akar rumput yang mendasari kelahiran mahakarya ini. 

Baca Juga: Kenali Uang Kuno 1945, Usia Koin Belanda Ini Ternyata Jauh Lebih Tua dari Kemerdekaan Indonesia

John NR Gobay, DPRD Kabupaten Mimika, menjelaskan bahwa terdapat beberapa laporan masuk dari masyarakat yang bermukim di area Freeport.

Keluhan mereka menyorot dua isu penting, seperti pendangkalan di muara sungai dan permasalahan limbah tailing yang membuat aliran air tercemar.

Akibat ulah dari emiten tambang emas Papua itu, masyarakat yang berasal dari Agimuga, Jita, dan Mansari terancam kehilangan mata pencaharian yang notabene-nya adalah pendulang emas. Bahkan, beberapa pulau juga dilaporkan hilang karena tertutup endapan tailing PTFI.

Baca Juga: Anti Rugi! Begini Tips Menjual Uang Kertas Seri Cantik agar Cepat Laku

Dolfina Kum, aktivis lingkungan dari Yayasan Lorentz Timika, membenarkan hal tersebut. Pasalnya, PTFI diduga membuang limbah tailing sebesar 300 ribu ton ke sungai setiap harinya.

Mengakar pada temuan beliau, kasus tersebut telah memicu keresahan besar di 23 desa di wilayah area tambang.

Belajar dari kesalahan inilah, kini PTFI sebagai perusahaan yang menancapkan gurita bisnisnya di Papua ini membuat suatu inovasi yang luar biasa.

Baca Juga: Mitos dan Fakta Investasi Uang Kuno 100 Rupiah Kakak Tua Raja Tahun 1999, Benarkah Harganya Rp2 Juta per Keping?

Inovasi yang bahkan tidak hanya memberikan keuntungan ke rekening perusahaan, tapi juga telah mengubah wajah sisi paling Timur Indonesia yang menyimpan banyak tanah surga.

Menyadur konten Youtube Freeport Indonesia, PTFI dan Kementerian Pekerjaan umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) telah berhasil menyulap limbah tailing sebagai bahan utama campuran beton dan aspal—yang bahkan telah digunakan untuk membangun infrastruktur lokal di Papua.

PTFI bahkan mengklaim bahwa beberapa area di wilayah operasionalnya juga dibangun dengan material yang telah dicampur dengan tailing.

Hingga saat ini, beberapa infrastruktur yang telah menancap dengan gagahnya di tanah Papua juga dibangun dengan material serupa.

Adapun infrastruktur yang dimaksudkan adalah Jalan Trans-Nabire, jalan dan jembatan Pomako, Kantor Pemerintahan Kabupaten Mimika, ruas jalan Kabupaten Sorong, ruas jalan Kabupaten Merauke, lapangan parkir gedung Eme Neme Yauware Timika, dan lain sebagainya.

Melalui pemanfaatan tailing sebagai material agregat pembangun infrastruktur Papua ini, PTFI secara tidak langsung telah mencatat tinta sejarah emas dengan produk inovasinya —bahwa limbah berbahaya yang dulu tidak bernilai, kini berubah menjadi material kokoh yang tidak ternilai harganya. ***