

inNalar.com – PT Mitradaya Telekomunikasi Tbk atau yang dikenal dengan Mitratel merupakan anak perusahaan Telkom Indonesia.
Performa kinerja keuangan yang cukup gemilang agaknya telah memikat dua perusahaan investasi Amerika Serikat (AS) untuk ikut borong saham MTEL.
Kedua perusahaan investasi asing, yakni Blackrock dan Dimensional Fund, telah mengambil kesempatan di tengah pelemahan harga saham emiten bisnis menara ini.
Blackrok diketahui telah mencaplok 44,13 juta saham MTEL pada Senin, 22 Januari 2024.
Dengan adanya transaksi tersebut, emiten asing ini berhasil mengenggam 75,97 juta saham Mitratel.
Di samping itu, lembaga keuangan asing lainnya, Dimensional Advisory Fund pun diketahui telah membeli 9,63 juta saham milik PT Mitradaya Telekomunikasi Tbk.
Alhasil, genggaman saham yang telah dimiliki emiten AS ini jumlahnya mencapai 27,98 juta.
Hingga per Selasa, 23 Januari 2024 pun, harga saham Mitratel dibuka pada harga Rp675.
Pelemahan harga saham MTEL sempat menyentuh Rp660, tetapi kini kembali menguat di harga Rp665.
Penting untuk diketahui, rekam jejak kinerja finansial usaha menara telekomunikasi ini terbilang cukup gemilang.
Per Kuartal III Tahun 2023, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk mencatatkan pertumbuhan pendapatan hingga 11,89 persen.
Semula cuan yang dihasilkan Mitratel sebesar Rp5,6 triliun, pada periode yang sama di tahun selanjutnya berhasil naik hingga Rp6,27 triliun.
Baca Juga: Terkendala Sepinya Investor, Pelabuhan Senilai Rp5 Triliun di Ambon Ini Batal Dibangun?
Unit bisnis sewa menara telekomunikasi masih menjadi andalan. Terbukti, pendapatan pos tersebut tumbuh 14,2 persen dalam setahun terakhir.
Apabila pada tahun 2022 cuan sewa bisnis menara MTEL sebesar Rp5,05 triliun, maka di tahun selanjutnya terkerek naik hingga Rp5,76 triliun.
Kegemilangan ini membawa laba bersih perusahaan ikut naik 16,59 persen hingga menjadi Rp1,43 triliun.
Sedikit informasi mengenai Mitratel, PT Mitradaya Telekomunikasi Tbk adalah badan usaha yang menggeluti industri infrastruktur telekomunikasi.
Pengalamannya yang telah tertajak sejak 2008, membuat perusahaan ini menguasai 36.719 menara telekomunikasi di seluruh Indonesia.
Peta sebaran menara MTEL lebih didominasi di area luar Jawa, yakni sebesar 58 persen.
Sementara sisanya berada di Pulau Jawa dengan sebaran terbanyak ada di Jabodetabek sebanyak 4.071 tower.
Menara di luar Pulau Jawa terbanyak berada di Sumatera Utara, yakni sebanyak 3.745 tower.
Kemudian di Pulau Kalimantan juga terdapat sebaran menara Mitratel sebanyak 3.550 tower.
Adapun di Pulau Sulawesi, menara telekomunikasi milik perusahaan ini juga tersebar sebanyak 3.403 tower.
Disusul oleh Maluku – Papua dan Bali – Nusa Tenggara masing-masing tercatat ada 1.630 dan 2.511 tower milik MTEL.***