

inNalar.com – Wajar ketika Pemerintah RI masih ambisius melanjutkan proyek ngadat jalan tol bernilai fantastis di Jambi yang akan tembus ke Riau.
Bukan sekadar buka akses Jambi dan Riau, Pemerintah RI juga menangkap potensi ekonomi merekah jika kedua daerah ini terjalin masif oleh jalan tol.
Megaproyek infrastruktur ini menyedot biaya yang bukan main nominal fantastisnya, setidaknya butuh Rp34,19 triliun untuk merealisasikannya.
Tidak kaget ketika konstruksi jalan tol penghubung Jambi dan Riau ini sempat bikin proyek ngadat hingga bikin ketar-ketir Pemerintah RI.
Sebab kendala biaya sempat mewarnai dinamika pembangunan Megaproyek Jalan tol Jambi-Rengat.
Kekurangan dana proyek ini mencapai Rp23 triliun, itulah mengapa proyek ini sempat terganjal progresnya.
Namun berkat bantuan pembiayaan perbankan dari pendonor infrastruktur Bank Asia ini, akhirnya progres pembangunan dilanjutkan pada tahun 2024.
Pemerintah RI begitu getol memperjuangkan proyek jalan tol ini bukan hanya sekadar menyambungkan dua provinsi.
Melalui konektivitas Jambi dan Riau lah diharapkan potensi ekonomi kedua daerah tersebut makin gacor.
Sebagaimana diketahui pula Provinsi Riau dan Jambi adalah dua daerah dengan potensi ekonomi tambang yang cukup bercuan.
Sehingga cukup disayangkan apabila kedua daerah tersebut tidak terkoneksi dengan adanya lintasan yang aman dan nyaman.
Sebagai contoh salah satu trase yang dilalui jalan tol ini berada di daerah tertua Jambi, yaitu Kabupaten Batanghari.
Baca Juga: Habiskan Dana Rp2,2 Triliun, Jalan Tol AP Pettarani di Makassar Ini Raih Penghargaan Internasional
Tidak hanya hasil bumi dari kelapa sawit dan karet, bahkan daerah ini menyimpan potensi tambang yang sejak 16 tahun silam mampu memikat RRT atau China.
“Potensi minyak bumi dan gas yang besar ini menarik minat perusahaan migas terbesar ketiga di Negara RRC, Yakni China National Offshor Oil Corporation Atau Cnooc untuk melakukan ekplorasi,” dikutip inNalar.com dari Portal Pemerintah Kabupaten Batanghari.
Optimisnya lagi, pertumbuhan ekonomi Jambi sendiri sempat tembus 5 persen per triwulan I tahun 2023, melansir dari Kementerian Keuangan.
Begitu pula diungkap Pemerintah Provinsi Riau, potensi daerahnya mampu lejitkan pertumbuhan ekonominya sebesar 4,21 persen.
Pertambangan daerahnya menyumbang keberhasilan ekonomi sebesar 3,23 persen.
PDRB Riau per tahun lalu saja bisa menyentuh Rp1,02 triliun, sehingga tidak heran jika provinsi ini menyumbang pendapatan tertinggi di Wilayah Sumatera.
Melihat potensi ekonomi yang begitu merekah dari kedua daerah lokasi proyek jalan tol Jambi-Rengat ini, tentu menjadi logis apabila progresnya masih diperjuangkan Pemerintah RI.
Terlebih keterbukaan jalan tol penghubung Jambi dan Riau akan memasifkan bukan hanya potensi ekonomi dari tambang saja.
Namun potensi ekonomi dari perkebunan sawit, pertanian, dan sektor pariwisata bisa selaras pertumbuhannya.
Tentunya dengan kekayaan potensi ekonomi yang berhasil dimaksimalkan kualitas daya saingnya akan memikat investor berdatangan ke daerah tersebut.***