Pembangunan Smelter Nikel di Sulawesi Tengah Ini Sempat Mandek Bahkan Harus PHK 2.000 Karyawan Karena…

inNalar.com – Pembangunan smelter nikel di Indonesia ini tidak hanya terjadi baru-baru ini saja. Proyek ini bahkan sudah berjalan sejak bertahun-tahun yang lalu.

Seperti contohnya saja, pembangunan smelter nikel tahun 2012 di Sulawesi Tengah. Bahkan terdapat kabar bahwa smelter nikel ini PHK ribuan karyawan.

Pembangunan smelter nikel ini digagas oleh PT Central Omega Resources (COR) Tbk di Desa Gadaganda, Morowali Utara, Morowali, Sulawesi Tengah.

Baca Juga: Desa Wisata Berusia 400 Tahun di Sulawesi Selatan Ini Tidak Pernah Mengalami Perubahan, Jadi Warisan Dunia?

Rencana dari pembangunan ini sudah dimulai sejak tahun 2012 dan akan berjalan dalam dua tahap.

Dilansir inNalar.com dari kemenperin.go.id, pembangunan smelter nikel di Morowali Utara, Morowali, Sulawesi Tengah ini akan menghabiskan dana sekitar USD $ 300 juta atau p 2,38 triliun.

Pembangunan tahap pertama direncakan akan memiliki kapasitas sekitar 100.000 ton dan tahap kedua akan meningkat sampai 200.000 ton.

Baca Juga: Sempat Mangkrak Belasan Bulan, Smelter di Mempawah Sudah 40 Persen dan Gandeng Chalieco China, Selesai 2024?

PT Central Omega Resources juga membuat perusahaan patungan atau gabungan dengan mitranya, Asiazone Co. Ltd. yang diberi nama PT Yieh United Omega.

Namun, sayangnya rencana ini harus terhenti karena PT Central Omega Resources menghadapai masalah dalam meraup pendapatan mereka.

Hal ini dikarenakan undang-undang pemerintah, yakni UU Minerba Nomor 4/2009 tentang pelarangan ekspor mineral mentah.

Baca Juga: Pernah Jadi Kandidat Lokasi Pildun U-20, Stadion di Makassar Senilai Rp100 Miliar Mangkrak Selama 12 Tahun

Pada saat itu, PT Central Omega Resources (COR) Tbk belum memiliki smelter sama sekali yang tentunya peraturan ini sangat memberatkan bagi perusahaan.

Akibatnya, terjadi PHK besar-besaran di PT COR dengan jumlah karyawan yang kehilangan pekerjaan mencapai 2.000 orang.

Pembangunan smelter nikel ini baru dapat dilanjutkan pada tahun 2015 dengan groundbreaking yang dilakukan pada Juni 2015.

Baca Juga: Gerus Dana Rp44,8 Miliar! Bendungan di Aceh Justru Bikin Petani Rugi Hingga Rp250 Miliar, Kok Bisa?

Smelter nikel ini berdiri di lahan seluas 25 hektar dengan biaya proyeknya mencapai Rp 5,5 triliun.

Pembangunan smelter nikel yang awalnya akan dilakukan dalam dua tahap, naik menjadi tiga tahap.

Tahap satu dilakukan pada tahun 2015 dengan kapasitas pabrik sekitar 100.000 metrik ton nickel pig iron (npi) dan biaya pembangunannya sekitar Rp 2,2 triliun.

Baca Juga: Pasar Tanah Abang Jakarta Sepi Pembeli, Menteri UKM Kunjungi Tanah Abang, Benarkah TikTok Shop Bakal Dihapus?

Kemudian, tahap dua dilakukan pada tahun 2016 dengan biaya Rp 2 triliun dan kapasitas sebesar 100.000 metrik ton.

Pembangunan tahap tiga atau akhir selesai pada tahun 2017 dengan kapasitas 100.000 metrik ton dan biaya Rp 1,5 triliun.

Dalam pembangunannya ini, PT Central Omega Resources (COR) Tbk menggandeng sebuah perusahaan asal Tiongkok, PT Macrolink Nickel Development (MND).***

 

Rekomendasi