

inNalar.com – Kawasan industri nikel di Indonesia, terutama di Kabupaten Morowali Sulawesi Tengah disebut-sebut sebagai pertambangan nikel terbesar di dunia.
Klaim ini didasarkan pada majalah Wired, yang menyebutkan bahwa tambang Morowali, Sulawesi Tengah merupakan ‘pusat produksi nikel dunia’.
Dilansir dari laman imip.co.id, tambang nikel di Morowali, Sulawesi Tengah merupakan kerjasama antara Bintang Delapan Group dengan perusahaan nikel asal Tiongkok.
Baca Juga: Ganti Rugi Lahan untuk Bandara di Sulawesi Barat Ini Bermasalah karena Anggarannya Minim, Benarkah?
Kawasan pertambangan ini terintegrasi pada produk-produk utama berupa nikel, stainless steel, dan carbon steel.
Pada kancah internasional, pertambangan nikel di Kabupaten Morowali Sulawesi Tengah tersebut terkenal dengan sebutan IMIP atau Indonesia Morowali Industrial Park.
IMIP merupakan kawasan industri nikel terbesar di dunia yang terletak di Kecamatan Bahodopi, Morowali, Sulawesi Tengah.
Dilansir dari laman resmi perusahaannya, IMIP memiliki wilayah lahan konsesi tambang nikel sebesar 3.000 hektare secara keseluruhan.
Dilaporkan, bahwasannya di IMIP terdapat sekitar 18 perusahaan yang beroperasi di sana, dengan total investasi sebesar USD 15,3 miliar.
Diperkirakan, jumlah perusahaan yang beroperasi di wilayah industri nikel Mororwali, Sulawesi Tengah akan bertambang di setiap tahunnya.
Baca Juga: Song Joong Ki Akhirnya Kembali ke Korea Tanpa Katy Louise Saunders, Aura Papa Muda Bikin Pangling!
Hal tersebut dikarenakan, jumlah nikel yang diproduksi di wilayah industrial tersebut terus meningkat.
Namun, di samping keuntungan yang besar, dampak negatif yang dirasakan oleh masyarakat juga tak kalah besarnya akibat aktivitas pertambangan tersebut.
Dilaporkan oleh para pemerhati lingkungan, bahwasannya kawasan industri nikel IMIP telah menghancurkan populasi ikan dan hutan di Sulawesi Tengah.
Selain itu, masyarakat yang dekat dengan wilayah konsesi tambang juga dilaporkan sering mengalami gangguan pada layanan listrik, internet, dan lain sebagainya.
Dilaporkan, pada bulan Februari 2023 lalu, jumlah pekerja indonesia dan asing keseluruhannya berjumlah 81.000 orang.
Namun, banyaknya pekerja yang beraktivitas di wilayah industri nikel tersebut, ternyata mengakibatkan manajemen gaji dan kesetaraan tidak teratur.
Para pekerja asing mendapatkan gaji yang lebih tinggi dibandingkan dengan pekerja lokal.
Selain permasalahan di atas, ternyata juga terdapat dampak negatif lebih buruk yang dialami oleh sebagin pekerja di sana.
Dilaporkan oleh salah seorang pekerja di sana dan organisasi advokasi bahwasanya, kondisi kerja di wilayah industri nikel dianggap berbahaya.
Disebutkan bahwa kematian dan cedera oleh pekerja sering dilaporkan akibat penyakit pernafasan dan maslah mata.
Pada tahun 2023, beberapa pekerja IMIP di Sulawesi Tengah mengajukan gugatan terhadap perusahaan karena kondisi kerja yang buruk.***