Pantes Belanja Modal Adaro Rp30,99 T, Megaproyek Smelter Aluminium di Bulungan Kalimantan Utara Bakal Punya Kapasitas Jumbo hingga…

inNalar.com – Ambisi PT Adaro Minerals Tbk (ADMR) ini patut diacungi jempol. Pasalnya pengerjaan megaproyek Smelter Alumunium di Bulungan Kalimantan Utara ini terus digesa.

Melalui anak perusahaan Adaro, PT Kalimantan Aluminium Industry atau KAI kini berhasil memulai tahap awal kontruksi pembangunan smelter alumunium.

Meski saat ini kapasitas produksinya baru mencapai 500 ribu ton, tetapi ambisi perusahaan tambang ini akan mendorong target yang lebih tinggi dua tahun ke depan.

Baca Juga: Disuntik Investor China Rp90,5 Triliun, Tapi Megaproyek Pabrik Baterai EV di Halmahera Timur Maluku Ini Bikin Antam Harus Lepas 49% Saham, Ada Apa?

Targetnya, infrastruktur pemurnian alumunium ini akan mampu memiliki daya produksi mencapai 1,5 juta ton, setidaknya pada kuartal III di tahun 2025.

Kabar gembiranya, megaproyek ini disebut tidak memiliki kendala dalam hal pendanaan konstruksinya.

Bahkan disebutkan bahwa pihaknya telah memperoleh pembiayaan dari bank dengan porsi mencapai 70 persen.

Baca Juga: Potret Puncak Kemeriahan Shopee 12.12 Birthday Sale TV Show Bersama JKT48 dan Deretan Artis Ternama Tanah Air

Namun uniknya, Adaro terapkan strategi khusus dengan mengandalkan sumber pendanaan dari penanaman investasi dari para pemegang saham.

Bahkan, emiten terkemuka di wilayah konsesi Kalimantan Utara ini bahkan sempat menggelontorkan dana belanja modal hingga Rp30,99 triliun dari dana ekuitas perseroannya.

Maka tidak heran apabila perkembangan megaproyek smelter alumunium ini cenderung ekspansif progresnya.

Baca Juga: Debat Capres Panas! Anies Baswedan Tikam Prabowo Telak, Sebut Menhan Tak Tahan Jadi Oposisi dan Singgung soal Bisnis hingga Kehormatannya

Ambisi mulianya dari proses pembangunan Smelter Alumunium di Kalimantan Utara ini adalah pengambilan bahan baku alumunium akan diambil dari supplier dalam negeri.

Wido Krisnahadi, selaku Direktur Adaro, mengungkap bahwa pihak perusahaannya telah melakukan perjanjian kerja sama dengan pihak supplier alumunium.

Sumber pasokan bisa berasal dari produsen murni atau dari pihak trader, yang terpenting adalah bahan baku diambil dari dalam negeri.

Baca Juga: Rahasia BRI Makin Digandrungi Kalangan Gen Z dan Milenial

Megaproyek pemurnian alumunium ini sangat memperhatikan prosesnya karena menjadi salah satu bagian dari transformasi bisnis menuju ekonomi hijau sejalan dengan ambisi pemerintah.

Pada dasarnya, Adaro sebenarnya merupakan perusahaan yang memiliki spesifikasi di bidang pertambangan batu bara.

Namun, menangkap peluang bisnis yang lebih jauh ini, pihaknya mulai melakukan ekspansi besar di bidang pemurnian alumunium.

Baca Juga: Jadwal BWF World Tour Finals 2023: Indonesia Perang Saudara, Anthony Ginting vs Bocil Kematian

Tidak berhenti sampai di situ saja, pihaknya berkomitmen untuk memperhatikan proses produksinya berbasis ramah lingkungan dan diharapkan tidak lagi mengandalkan batu bara sebagai basis energinya pada 2030 mendatang.

Sebagai informasi tambahan, perusahaan PT Adaro Energy Indonesia Tbk getol akuisisi banyak perusahaan pemilik lahan konsesi batu bara, di antaranya sebagai berikut.

Adapun perusahaan yang pernah diakusisi olehnya di tahun 2016 ini meliputi PT Lahai Coal, PT Maruwai Coal, PT Sumber Barito Coal, PT Kalteng Coal, dan PT Juloi Coal.

Baca Juga: Freeport Bisa Didenda Rp7,7 Triliun Gegara Telat Bangun Smelter di Gresik Jawa Timur, Izin Ekspor Konsentrat Tembaga Terus Dilanjut?

Dahulu nama perusahaannya bukanlah sebagaimana yang sekarang dikenal, yakni sebelumnya bernama PT Jasapower Indonesia.

Perusahaannya resmi go publik di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 3 Januari 2022.

Seiring berjalannya waktu, menangkap peluang besar di bidang energi dan mineral, pihaknya melebarkan sayap hingga rajin menggenjot pembangunan smelter alumunium yang diklaim bakal full diambil dari sumber dalam negeri sebagai pemasok produksinya.***

Rekomendasi