Pantas Kuras Biaya Rp2,17 Triliun, Megaproyek SPAM Regional Wosusokas di Wonogiri Ini Dilengkapi Sistem Teknologi Automasi Mutakhir, Namanya…

inNalar.com – Ada salah satu megaproyek jaringan penyediaan air minum di Kabupaten Wonogiri yang tengah disiapkan dengan matang oleh Kementerian PUPR.

Megaproyek yang tengah digarap itu adalah infrastruktur Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Wosusokas.

Total nilai investasi yang diserap untuk proyek ini mencapai Rp2,17 triliun yang mengalir dari tiga sumber pembiayaan.

Baca Juga: Pasok Air Minum 300.000 Jiwa, Wonogiri Bakal Punya SPAM Regional Termegah di Jawa Tengah hingga Kuras 3 Dompet Investasi Sebesar…

Pendanaannya sebagian besar akan bersumber dari dana patungan APBN dan APBD, serta sebagian kecilnya dari pembiayaan Swasta.

Biaya yang cukup fantastis untuk pembangunan jaringan penyediaan minum, memangnya akan dibuat semegah dan secanggih apa?

Pada dasarnya, pembangunan SPAM Regional Wosusokas ini serupa dengan proyek distribusi air minum lainnya.

Baca Juga: Butuh Dana Jumbo Rp933,3 Triliun, Megaproyek ‘Giant Sea Wall’ Bakal Diwujudkan di Kawasan Pesisir Pulau Jawa, Atasi Penurunan Tanah!

Kelengkapan jaringan intake air, pipa transmisi, hingga penampungan air raksasa dekat sumber air pun akan dibangun.

Selain itu, penampungan Instalasi Pengelolaan Air (IPA) berkapasitas 750 liter per detik dan jaringan pipa distribusi utama menuju empat daerah yang dituju juga akan dibangun.

Sebagai informasi terlebih dahulu, empat daerah yang dilalui oleh pipa transmisi air minum Wosusokas ini meliputi Wonogiri, Sukoharjo, Kota Surakarta, dan Karanganyar.

Baca Juga: Diajukan 12 Tahun, NTT Akhirnya Bangun Jembatan Kembar Baru Senilai Rp72 Miliar, Rampung Kapan?

Reservoir off-taker dengan kapasitas berkisar 1.000 hingga 2.500 meter kubik juga akan dibangun sebanyak 10 titik lokasi.

Rupanya di samping fasilitas, SPAM Regional Wosusokas ini menggunakan teknologi automasi data dan pengontrolan distribusi air minum, namanya adalah teknologi SCADA.

Supervisory Control and Data Acquisition atau SCADA merupakan teknologi terbaru yang digunakan para petugas dalam mengelola dan mengontrol jalannya sistem air minum tersebut.

Baca Juga: Kucurkan Rp85 Miliar, NTT Kini Punya Bandara Baru dengan Gedung Terminal Terbesar, Namanya…

Jadi dalam rangka menjaga kualitas air minum, ada empat tahapan dalam sistem instalasi penyediaan air minum.

Mulai dari tahapan koagulasi, flokulasi, sedimentasi, hingga filtrasi dan nantinya akan dipadukan dengan teknologi automasi yang akan dikontrol jarak jauh oleh para petugas dari SCADA Room.

Dengan kelengkapan teknologi ini, operasional dan pemeliharaan infrastruktur menjadi lebih efisien dan dapat memantau jaringan perpipaan keempat wilayah distribusi dari jarak jauh.

Baca Juga: Barcelona Kedatangan ‘Pemain Baru’ Jelang El Clasico Lawan Real Madrid di Final Piala Super Spanyol 2023-2024

Selain itu, sistem ini memungkinkan para petugas untuk mendeteksi kebocoran pipa di seluruh jaringan perpipaan yang menjadi wilayah pemantauannya.

Jika kerusakan dan permasalahan tersebut mampu dideteksi dalam waktu singkat, maka harapannya permasalahan mampu diperbaiki lebih dini dan dampak kerusakannya tidak akan meluas.

Selain itu, keunikannya dari megaproyek SPAM Regional di Wonogiri ini juga melingkupi desain bangunan yang akan banyak menggunakan bahan ramah lingkungan.

Baca Juga: Berdiri Sejak 1989, Tahun Ini Emiten ACRO Resmi Melantai di Bursa Efek Indonesia, Debut Pertama Melesat Sebanyak 34 Persen

Gaya arsitektur yang diterapkan pada kawasan bangunan reservoir off-take ini pun akan menyerap budaya tradisional khas lokal Jawa Tengah dipadu dengan desain minimalis modern.

Terlihat dari rancangan SPAM mewah ini akan menghadirkan bentuk gapura khas Jawa Tengah di setiap gerbang masuk bangunannya.

Selain itu, bangunannya pun akan menggunakan konsep atap limasan hingga pintu tradisional gebyok juga siap menyambut.

Baca Juga: Proyek Jembatan Terpanjang Senilai Rp500 Miliar di NTB Pengerjaannya Malah Molor, Alasannya…

Infrastruktur bangunannya pun akan menerapkan konsep green building yang mencakup pengelolaan tapak yang baik dan efisiensi konsumsi energi.

Kemudian memperbanyak ventilasi untuk sirkulasi udara alami yang lebih dominan, material yang digunakan pun juga ramah lingkungan, dan tentunya pengelolaan limbah yang terkelola dengan teratur.

Sebagai informasi tambahan, pihak penanggung jawab proyek penyediaan air minum ini adalah Pemerintah Provinsi Jawa Tengah itu sendiri, menurut data KPPIP.

Baca Juga: Pertama di Papua! RSUD Ini Punya Layanan Kateterisasi Jantung hingga Klinik Bayi Tabung, 2024 Targetkan Spesialisasi Pasang Ring Jantung

Sementara pembangunannya akan direalisasikan oleh Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air setempat. ***

Rekomendasi