

inNalar.com – Apabila rangkaian infrastruktur di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dikulik secara mendalam, akan ada banyak hal unik di luar dugaan.
Salah satu infrastruktur yang paling menarik untuk dibahas adalah jalan tol penghubung Kota Samarinda dan IKN di Kalimantan Timur.
Lantas desain seperti apa yang membuat jalan tol IKN ini disebut super unik alias paling beda daripada infrastruktur serupa lainnya di Indonesia?
Baca Juga: Daftar 7 Jembatan Terpanjang di Riau, Nomor 1 Ada di Kabupaten Siak: Bisa Tebak?
Benar adanya jika ruas bebas hambatan Ibu Kota Negara 3B disebut paling beda.
Sebab nantinya pengendara akan ditemani oleh keindahan eksotisme hutan Borneo yang berhiaskan 100 jenis pohon endemik Jawa.
“90% dari tanaman yang dipelihara tersebut telah ditanam pada lereng Jalan Tol IKN Segmen 3B sepanjang 6 Km,” dikutip dari keterangan tertulis PT Wijaya Karya (Persero).
Namun letak keunikan yang akan dibahas kali ini bukan terkait aksesoris jalan tol penghubung Samarinda – IKN.
Tahukah bahwa desain super unik lintasan bebas hambatan ini dirancang bakal membelah hutan.
Keunikan khasnya adalah ruas jalan tol akan dibuat membelah bukit dan menyediakan jembatan penyeberangan untuk si ‘Dia’ yang paling spesial.
Baca Juga: Jawa Timur Punya ‘Lahan Emas’, Petani Bisa Untung Berlipat Berkat Komoditas Pertanian Ini: Apa Itu?
Si ‘Dia’ yang dimaksudkan adalah satwa endemik Kalimantan Timur mulai dari Bekantan, Monyet, hingga Orangutan.
Jadi gambaran desainnya akan sepeti Jalan Tol Pekanbaru-Dumai, tetapi penting untuk diketahui bahwa tol di di Ibukota Negara yang baru ini akan jauh berbeda darinya.
Pasalnya, posisi lintasan para satwa endemik berada di posisi melayang di atas terowongan tol yang dibangun.
Baca Juga: Terbongkar! Rahasia Sukses Budidaya Ikan Koi Modal Rp6 Juta Untung Rp800 Juta dalam Waktu Singkat
Meski unik, proses pembangunan yang melibatkan gerusan dan pembelahan hutan hingga memutus jalur lintasan satwa menjadi sorotan tajam para pemerhati lingkungan.
Meski diungkap oleh Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Zulfikar bahwa perancangan infrastruktur tol jangan sampai membersihkan hutan dan memutus jalan satwa.
Namun pihaknya khawatir, realisasi jembatan penyeberangan satwa endemik belum terealisasi hingga Juli 2024.
Andrew Nugraha selaku Koordinator Lapangan Pejabat Pembuat Komitmen Tol IKN 3A mengungkap bahwa keterlambatan realisasi disebabkan karena proses pengadaan lahannya belum selesai.
Sebagai informasi, biaya untuk membangun jalan tol di Ibu Kota Negara Nusantara ini mencapai Rp305 miliar per kilometer.
Ruas bebas hambatan yang telah berhasil dibangun sejauh ini membentang hingga 67,65 kilometer.
Capaian ini masih perlu kesabaran, sebab masih ada 20,89 kilometer lagi yang menjadi sisa tanggungannya.
Diharapkan desain unik yang telah dirancang pihak pembangun jalan tol IKN tetap sesuai dengan koridor kajiannya.
Jangan sampai habitat Bekantan, Monyet, dan Orangutan terganggu lantaran lintasan yang terputus tol baru ini.***