

inNalar.com – Pemerintah melalui Pertamina akhirnya mulai menjawab kerindungan masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk menikmati harga LPG yang wajar sebagaimana di Pulau Jawa.
Wujud nyata guna meringankan masyarakat NTT itu terealisasi dari adanya pembangunan Terminal LPG di Kota Kupang.
Bermula dari sebuah amanah khusus dari pemerintah yang ditujukan khusus kepada perusahaan pertambangan migas negara ini yang termaktub dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 2157 K/10/MEM/2017.
Aturan tersebut berisi tentang instruksi pembangunan tangki penyimpanan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Liquified Petroleum Gas (LPG).
Oleh karena itulah, Pertamina secara khusus mengalokasikan anggaran sebesar Rp1,2 triliun lebih untuk membangun 4 Terminal LPG di kawasan Indonesia Timur.
Melansir dari situs Pertamina, diketahui sumber pembiayaan proyek ini berasal dari anggaran biaya investasi dari internal Pertamina yang sebelumnya sudah dianggarkan.
Baca Juga: Usung Tema ‘Kuat & Hebat’ di Usia 128 Tahun, Ini 10 Pencapaian Fantastis BRI!
Fasilitasnya cukup elit dengan nilai proyek yang mencapai Rp1,2 triliun lebih, diketahui ada tiga infrastruktur yang dibangun kala itu.
Pertama, pembangunan tangki spherical yang ditujukan sebagai tempat penyimpanan utama.
Biasanya bentuk tangki spherical ini membentuk seperti bola raksasa berwarna putih.
Baca Juga: HUT ke-128 BRI, Nasabah Bisa Nikmati Promo Meriah di Berbagai Merchant
Untuk Terminal di Kota Kupang sendiri terdapat 2 tangki raksasa yang masing-masing kapasitasnya mencapai 500 metrik ton.
Kedua, fasilitas pengisian LPG ke mobil tangki yang biasanya digunakan untuk memindahkan produk dari tempat penyimpanan besar menuju tempat yang lebih dekat dengan konsumen.
Ketiga, tentu saja dermaga sebagai tempat untuk menerima LPG dari kapal tanker. Sejauh ini Pertamina menilai akses jalur laut akan lebih efisien dalam pengangkutannya.
Perlu diketahui bahwa terminal tangki LPG milik Pertamina selain di Kupang, NTT juga dibangun di tiga daerah lainnya meliputi Bima di Nusa Tenggara Barat (NTB), Ambon di Maluku, dan Jayapura di Papua.
Dibangunnya terminal yang tidak hanya di satu wilayah saja dimaksudkan agar distribusi produk ke wilayah Indonesia bagian Timur semakin efisien.
Selain itu juga mendorong masyarakat di kawasan timur Indonesia mulai mengganti penggunaan minyak tanah dengan LPG.
Baca Juga: Telan Anggaran Rp180,9 Miliar, Flyover di Jawa Tengah Ini Bakal Jadi Pintu Gerbang Kota Semarang
Sejalan dengan itu, tentunya maksud terbesar Pertamina bangun terminal ini adalah untuk mendukung dan meningkatkan ketahanan energi skala nasional.
Sebagai informasi tambahan, Pertamina menunjuk PT Barata Indonesia (Persero) untuk menuntaskan pembangunan proyek Terminal LPG yang ada di Kupang, NTT.
Barata Indonesia telah tercatat memiliki pengalaman yang cukup banyak dalam memproduksi berbagai macam tanki.
Adapun simbolis pembangunan proyek diketahui dilakukan oleh Direktur Logistik, Supply Chain dan Infrastruktur Pertamina, namanya Gandhi Sriwidodo.***