Pangkas Biaya Produksi sampai 50 Persen, Tambang Emas di Sumatera Utara Ini Justru Kurangi Produksi sampai 86 Ribu Ons

inNalar.com – Beberapa daerah di Nusantara ini memang sangat kaya akan mineral, contohnya emas.

Salah satu daerah di Indonesia yang memiliki cadangan emas melimpah adalah Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, tepatnya di kawasan Tambang Emas Mertabe.

Pertambangan logam mulia di kabupaten yang beribukota di Sipirok ini pertama kali ditemukan pada tahun 2008.

Baca Juga: Butuh Guyuran Investasi Rp37 Triliun, Proyek Pembangunan Jalan Tol di Jawa Barat Ini Belum Juga Digarap, Begini Jawaban Kementerian PUPR

Sejak ditemukannya cadangan logam mulia di tempat tersebut, pertambangan pun dibuka dan produksinya dilakukan mulai dari tahun 2012 hingga sekitar tahun 2033 mendatang.

Luas area dari pertambangan ini adalah 1.303 kilometer persegi dan menjadi salah satu pertambangan logam mulia terbesar di Indonesia.

Tidak hanya itu, pada pertambangan ini juga telah ditemukan mineral lain yang tidak kalah berharga, yakni perak dan tembaga.

Baca Juga: Pernah Cetak Rekor 410 Ribu Ons Emas, Raja Tambang di Tapanuli Selatan Sumatera Utara Ini Alami Kemerosotan Volume Penjualan hingga 32 Persen

Pada tahun 2017 lalu, produksi logam mulia dari tempat ini mencapai angka 8,8 juta ons.

Menariknya, cadangan bijih emas di tambang emas di Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara ini terus meningkat dari yang awalanya 3,2 juta ons menjadi 4,7 juta ons.

Pertambangan di kabupaten ini dilakukan oleh PT Agincourt Resources yang juga merupakan bagian dari Astra Group.

Baca Juga: 5 Fakta Unik Tentang BRI di HUT ke-128, Didirikan Priyayi Purwokerto dari Uang Kas Masjid?

Dalam perkembangannya, pertambangan yang dikelola oleh PT Agincourt Resources ini menerapkan peningkatan berkesinambungan yang sukses dijalankan selama bertahun-tahun dan berhasil menurunkan All-in Sustaining Cost (AISC) lebih dari 50%.

Dilansir dari ANTARA, AISC dari tambang emas di Sumatera Utara ini berhasil diturunkan dari US$799 per ounce menjadi US$367 per ounce.

Pada tahun 2022 lalu, produksi emas dari tambang di Tapanuli Selatan, Sumatera Barat yang juga dikenal sebagai Tambang Martabe ini mencapai angka 286.000 ons.

Baca Juga: Perayaan HUT ke-128 BRI Pecah, 50 Ribu Lebih Insan BRILiaN Berkumpul di GBK Bersama Dewa 19, Slank, hingga Ayu Ting Ting

Namun karena emas merupakan salah satu dari sekian sumber daya tak terbarukan, maka perusahaan mulai melakukan peninjauan terhadap berbagai aspek agar dapa menerapkan prinsip penambangan berkelanjutan.

Saat ini, PT Agincourt Resources sengaja menurunkan kecepatan produksi sebagai tindak lanjut dari peninjauan prinsip penambangan berkelanjutan agar usaha ini dapat bertahan dalam waktu yang lama.

Penurunan kecepatan produksi ini tentunya berdampak ke jumlah produksi yang akan dihasilkan.

Baca Juga: Lejitkan Pendapatan Rp97,6 Triliun, Emiten Tambang Emas di Tapanuli Selatan Sumatera Utara Ini Sempat Catatkan Produksi hingga 8,8 Juta Ons

Seperti yang diketahui, Tambang Emas Martabe di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara per tahun 2022 menghasilkan 286.000 ons emas.

Namun pada tahun 2023 ini, produksi diperkirakan akan turun dan targetnya adalah 200.000 ons emas.

Selain itu, tujuan utama dari penerapan penambangan berkelanjutan ini adalah untuk pengelolaan keanekaragaman hayati.***

Rekomendasi