Pahami Sebelum Amalkan Puasa Asyura, Haruskah dengan Puasa Tasu’a Juga? Simak Penjelasan Buya Yahya Berikut

inNalar.com – Puasa Ayura dan Tasua adalah amalan sunah yang dianjurkan untuk dikerjakan pada bulan Muharram, namun perlu diperhatikan cara malaksanakannya.

Jangan salah, Buya Yahya dalam hal ini menjelaskan terkait Puasa Asyura dan Tasu’a, ulama kharismatik Cirebon itu menjawab pertanyaan tentang amalan di bulan Muharram itu.

Awalnya pembawa acara pada kesempatan kajian ilmiah yang dibina Buya Yahya membacakan pertnayaan, bagaimana hukumnya jika Puasa Asyura saja dan tidak melaksanakan Tasu’a?

Baca Juga: Para Ilmuwan Dibuat Bingung dengan Fenomena Bumi yang Berputar Lebih Cepat, Netizen: Tanda Kiamat Sudah Dekat

Menurut Buya Yahya, di bulan Muharram yang utama untuk diamalkan yaitu Puasa Asyura pada tanggal 10, ini memiliki keutamaan akan menghapus dosa satu tahun telah lalu.

Puasa Asyura pada tanggal 10 Muharram saja ini merupakan sunah, ini walaupun tidak mengamalkan untuk yang tanggal 9, dan tidak makruh juga karena nggak ada larangannya.

“Pertama yang utama yang dikukuhkan adalah Puasa Asyura,” jelas Buya Yahya seperti dikutip inNalar.com dari akun YouTube Buya Yahya pada 18 November 2019.

Akan tetapi ada istilah yang disampaikan Buya Yahya menyebutnya dengan ‘sunah di atas sunah’, agar mendapatkan dobel pahala di bulan Muharram penuh berkah Allah SWT.

Baca Juga: Kelanjutan Kasus Brigadir J, Polda Metro Jaya dan Polres Dievaluasi oleh Timsus

Selain itu disebutkan di dalam hadits bahwa Puasa Asyura ditambah Tasu’a untuk membedakan ibada yang dilakukan orang Yahudi, ini berarti amalan semakin sempurna lagi.

Rasulullah SAW juga sebenarnya baru ingin melaksanakan pada tahun depan jika diberi kesempatan masih hidup oleh Allah SWT, jadi belum melakukannya hanya sudah berniat.

“Baik, yang terlanjur tidak puasa tanggal 9, berpuasalah tanggal 10, jangan gara-gara tidak tanggal 9 tidak puasa lalu tidak puasa tanggal 10, bahkan intinya tanggal 10,” terang Buya Yahya.

Bahkan menurut Buyah Yahya, apabila di tanggal 9 dan 10 Muharram belum juga melaksanakan Puasa Asyura dan Tasu’a, maka laksanakan di hari ke 11, ini pun hukumnya sunah bukan wajib.

Baca Juga: Covid-19 Naik, Sejumlah Rumah Sakit Mengalami Kenaikan Jumlah Pasien

Ulama kharismatik Cirebon itu lalu menjelaskan lebih lanjut, untuk menyempernakan Puasa Asyura dan Tasu’a yang tertinggal itu bagaiman?, kata Buya Yahya maka amalkan di waktu lain.

Sehingga genap tiga hari, lebih dari itu Buya Yahya menerangkan bahwa sesuai haditsnya, beribadah utama atau terbaik setelah bulan Ramadhan yaitu yang dilakukan pada Muharram.

Hal itu membuat seluruh ibadah selain Puasa Asyura dan Tasu’a, pada hari-hari lain di dalam bulan Muharram juga memiliki nilai pahala lebih utama di banding lainnya.***

Rekomendasi