

inNalar.com – Tren penggunaan motor listrik sedang banyak digaungkan. Demi memenuhi kebutuhan, pabrik motor listrik asal China akan bangun pabrik di Indonesia.
Yadea, salah satu produsen kendaraan listrik terbesar asal China, resmi memulai pembangunan pabrik motor listrik di Karawang, Jawa Barat.
Proyek ini menggelontorkan investasi senilai 150 juta dolar AS atau sekitar Rp2,41 triliun dan ditargetkan mampu memproduksi hingga tiga juta unit motor listrik per tahun.
Pabrik ini akan berlokasi di atas lahan seluas 270.000 meter persegi di Karawang dan diharapkan mulai beroperasi pada 2026.
Pembangunan pabrik Yadea di Indonesia merupakan langkah strategis untuk memperkuat posisi perusahaan di pasar kendaraan listrik.
Dengan teknologi mutakhir, fasilitas ini akan dilengkapi jalur perakitan yang sudah terkomputasi.
Setiap unit kendaraan listrik diperkirakan dapat diproduksi dalam waktu 40 detik, menunjukkan efisiensi tinggi yang diusung oleh perusahaan.
Proyek ini juga menjadi bagian dari rencana Yadea untuk mendukung tujuan transportasi berkelanjutan di Indonesia.
Peletakan batu pertama dilakukan pada bulan Mei oleh General Manager Yadea Indonesia Manufacturing Company.
Baca Juga: Pangkas 72 Jam Perjalanan, Proyek Sokongan China di Thailand Ini Dinilai Kontroversial, Kok Bisa?
Yadea terkenal dengan produk motor listrik. Pada tahun 2023, Yadea berhasil menjual 16,5 juta motor listrik.
Langkah ini juga mencerminkan ambisi Indonesia untuk menjadi pusat produksi kendaraan listrik di Asia Tenggara, sejalan dengan target pemerintah untuk mempercepat transisi ke energi bersih.
Dengan inisiatif ini, diharapkan lebih banyak masyarakat Indonesia beralih ke kendaraan listrik, mengurangi emisi karbon, dan mendukung tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan.
Selain itu, keberadaan pabrik ini diperkirakan akan mempercepat pemenuhan target pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu pemain utama dalam industri kendaraan listrik global.
Dengan kapasitas produksi besar dan teknologi canggih, pabrik Yadea di Karawang menjadi simbol penting kemitraan antara pemerintah Indonesia dan investor asing untuk mendorong pertumbuhan industri hijau.
Proyek ini juga mencerminkan upaya bersama untuk menciptakan masa depan transportasi yang lebih ramah lingkungan dan ekonomis.***(Muhammad Arif)