Orang Indonesia Paling Ambis? Ini Dia Negara di Asia Tenggara dengan Jumlah Mahasiswa Belajar di Luar Negeri Terbanyak

inNalar.com – Benarkah Indonesia menjadi negara dengan jumlah mahasiswa belajar di luar negeri terbanyak di Asia Tenggara?

Banyak yang menduga bahwa warga Indonesia paling ambis soal menggapai pendidikan. Namun apakah benar demikian? Yuk simak data statistiknya dahulu.

Sudah pernah dengar istilah ‘Brain drain’? Fenomena ini terjadi ketika warga berbakat di negeri kita lebih memilih menetap di luar negeri ketimbang di bumi Ibu pertiwi.

Fenomena ini bisa terjadi entah untuk sekadar belajar atau bekerja hingga menetap di negeri lainnya. 

Baca Juga: Pelajar di Papua Pegunungan Demo Program MBG, Begini Tanggapan Mendikdasmen Abdul Mu’ti

Menurut data statistik yang dirilis UNESCO per Februari 2024, Indonesia berada di posisi kedua teratas sebagai negara dengan jumlah mahasiswa belajar di luar negeri terbanyak.

Fakta data mengungkap bahwa mahasiswa Indonesia yang menempuh studi di luar negeri ada sekitar 59.224 orang. Jumlah tersebut melampaui Malaysia yang berada di urutan ketiga teratas, yakni sebanyak 48.810 mahasiswa.

Thailand menyusul di posisi keempat se-Asia Tenggara denga total mahasiswa yang belajar di luar negeri sebanyak 28.609 orang.

Kemudian, barulah Filipina yang menempati posisi kelima dengan jumlah mahasiswa di luar negaranya sebanyak 26.619 orang.

Baca Juga: Teks ‘Teman Baru Frida’, Kunci Jawaban Bahasa Indonesia kelas 6 SD Hal. 178 Kurikulum Meredeka Edisi Revisi

Singapura, negeri dengan gudangnya kampus top dunia yang banyak dijadikan destinasi belajar oleh negara di Asia Tenggara mahasiswa di luar negerinya hanya 19.508 orang.

Disusul Myanmar yang memiliki jumlah mahasiswa belajar di luar negeri terbanyak ketujuh, yakni sebanyak 12.628 orang dan Laos sebanyak 8.368 orang, serta Kamboja 7.401 orang.

Adapun Vietnam menempati posisi teratas di Asia Tenggara dengan jumlah mahasiswa belajar di luar negeri terbanyak, yakni sebanyak 137.022 mahasiswa.

Dua negara di urutan terbawah dengan mahasiswa belajar di luar negeri paling sedikit se-Asia Tenggara adalah Timor Leste dan Brunei Darussalam, yakni 2.361 dan 2.190 orang.

Data ini sebenarnya dapat menjadi kabar gembira sekaligus kabar menyedihkan bagi Indonesia, mengapa? Salah satunya terkait hasil survei terbaru ISEAS-Yusof Institute 2025.

Baca Juga: Gratis, Ini Dia 9 Rute Bus Sekolah untuk Siswa Tangsel, Wajib Kepo!

Kabar gembiranya, orang-orang Indonesia dapat terbilang sudah mulai memiliki kesadaran untuk mencari pendidikan yang terbaik bagi mereka. 

Semangat daya juang merubah nasib ekonomi warganya melalui pendidikan dapat dikatakan cukup besar, bahkan bersaing dengan Vietnam dan Malaysia.

Dengan banyaknya mahasiswa Indonesia yang belajar di luar negeri, anak-anak muda berbakat dapat memberikan sumbangsih terbaik mereka. 

Namun hal ini dapat menjadi bumerang ketika fenomena Brain Drain mulai menjangkiti negeri kita.

Baca Juga: Puisi ‘Kisah Sedih tentang Telepon Genggam’ dan teks ‘Menyesap Sepi di Kafe Sunyi’, Kunci Jawaban Buku Bahasa Indonesia Hal. 182-186 Kurikulum Merdeka

Hal ini terungkap dari hasil survei penelitian Singapura, ISEAS-Yusof Ishak Institute 2025 yang mengungkap bahwa pemuda Indonesia paling pesimis atau meragukan pemerintah negerinya dibanding dengan negara lain di Asia Tenggara.

Survei yang menyasar pada 3.081 responden mahasiswa di enam negara ASEAN seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Vietnam, dan Thailand.

Hasilnya, 53,9 responden dari negara kita meragukan kondisi negerinya dan berpandangan bahwa politik RI sedang tidak baik-baik saja.

Hasil survei ini jelas akan berbanding lurus juga dengan data antusiasme warga negara kita untuk menetap di luar negeri.

Baca Juga: Bikin Siswa No Drama Macet, Pemda Tangerang Selatan Sediakan Fasilitas Bus Sekolah Gratis Loh

Rasa pesimis terhadap negerinya tidak lepas kaitannya dengan gelombang brain drain yang mengakibatkan sekitar 207.090 pekerja Indonesia (Januari-Agustus 2024) tersebar di berbagai negara.

Warga Indonesia merasa semakin lebih aman untuk bekerja di luar negeri dibanding di negerinya sendiri.***