

inNalar.com – Bendungan Nglangon, yang terletak di Kradenan, Grobogan, Jawa Tengah, adalah salah satu warisan kolonial Belanda yang hingga kini masih berfungsi dengan baik.
Dibangun pada tahun 1911 dan mulai beroperasi sejak 1914, bendungan ini merupakan salah satu yang tertua di Indonesia.
Bendungan ini dirancang untuk menampung air dari Sungai Nglangon, salah satu anak Sungai Juana, dan difungsikan sebagai sarana irigasi.
Baca Juga: Duplikasi Jembatan Rp80 Miliar Bikin Arus Lalu Lintas Jalan Sumatera Utara-Aceh Lancar Jaya!
Bendungan Nglangon telah lama dimanfaatkan untuk mengairi lahan pertanian di wilayah Kradenan, Banjardowo, Pandanharum, dan Sambongbangi dengan luas mencapai 750 hektar.
Warga sekitar bendungan yang berprofesi sebagai petani mengaku sangat terbantu dengan adanya bendungan ini.
Bendungan Nglangon memiliki kapasitas normal sebesar 2.184.000 meter kubik dan kapasitas aktif sebesar 1.120.000 meter kubik.
Keberadaan Bendungan Nglangon di Grobogan memberikan kontribusi yang signifikan bagi sektor pertanian di daerah tersebut.
Meski usianya sudah lebih dari satu abad, bendungan ini tetap berfungsi optimal sebagai penampung air, terutama saat musim hujan.
Menurut Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Bendungan Nglangon masih memberi banyak manfaat bagi masyarakat setempat.
Baca Juga: Alasan Introvert Jago Public Speaking, Hanya si Penyendiri yang Punya Keahlian Memesona Ini
“Walaupun sudah cukup berumur, Bendungan Nglangon masih berfungsi dan masih memberi banyak manfaat bagi masyarakat sekitar,” dikutip dari Instagram resmi Kementerian PUPR.
Hal ini juga menjadikannya sebagai salah satu daya tarik wisata bagi warga sekitar, selain sebagai infrastruktur irigasi yang sangat penting.
Keberlangsungan operasional Bendungan Nglangon tidak terlepas dari peran Unit Pengelola Bendungan yang dipimpin oleh Eka Wulandari Srihadi Putri.
Di bawah naungan Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana, tim ini bertanggung jawab atas pengawasan, pemeliharaan, pemantauan, dan pengamanan bendungan.
Dalam sebuah wawancara yang dilansir dari kanal Youtube BBWS Pemali Juana, Eka menjelaskan bahwa timnya juga bertugas untuk melakukan konservasi sumber daya air serta mengendalikan daya rusak air.
Dengan kolaborasi yang solid antara Eka dan rekan-rekannya seperti Kasat Operasi, Kasat Pemeliharaan, dan Koordinator Lapangan, Bendungan Nglangon terus dipertahankan sebagai aset berharga.
Baca Juga: Banjir Dukungan, 130 Ribu Jiwa di 6 Kecamatan Siap Pisah dari Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat
Sebagai bendungan tertua di Indonesia, Nglangon bukan hanya menjadi saksi sejarah panjang kolonialisme, tetapi juga bertransformasi menjadi destinasi wisata lokal yang menarik.
Bendungan ini sempat mengalami keruntuhan yang menyebabkan 11 desa di hilir Bendungan Nglangon mengalami kebanjiran.
Setidaknya ada 1.004 jiwa penduduk terkena risiko akibat keuntuhan bendungan tertua di Indonesia ini.
Baca Juga: 5 Kepribadian MBTI Paling Manipulatif, Ada si Introvert Berjuluk Mastermind: Jangan-Jangan Kamu?
Warga sekitar sering memanfaatkan kawasan bendungan ini sebagai tempat rekreasi. Keindahan alam yang mengelilingi bendungan membuatnya tak kalah menarik dibanding embung atau waduk lainnya di Indonesia.
Dengan kekuatan sejarah dan fungsinya yang masih vital hingga kini, Bendungan Nglangon di Grobogan menjadi salah satu ikon penting, baik dari segi infrastruktur maupun budaya, bagi masyarakat setempat.***

inNalar.com – Bendungan Nglangon, yang terletak di Kradenan, Grobogan, Jawa Tengah, adalah salah satu warisan kolonial Belanda yang hingga kini masih berfungsi dengan baik.
Dibangun pada tahun 1911 dan mulai beroperasi sejak 1914, bendungan ini merupakan salah satu yang tertua di Indonesia.
Bendungan ini dirancang untuk menampung air dari Sungai Nglangon, salah satu anak Sungai Juana, dan difungsikan sebagai sarana irigasi.
Baca Juga: Duplikasi Jembatan Rp80 Miliar Bikin Arus Lalu Lintas Jalan Sumatera Utara-Aceh Lancar Jaya!
Bendungan Nglangon telah lama dimanfaatkan untuk mengairi lahan pertanian di wilayah Kradenan, Banjardowo, Pandanharum, dan Sambongbangi dengan luas mencapai 750 hektar.
Warga sekitar bendungan yang berprofesi sebagai petani mengaku sangat terbantu dengan adanya bendungan ini.
Bendungan Nglangon memiliki kapasitas normal sebesar 2.184.000 meter kubik dan kapasitas aktif sebesar 1.120.000 meter kubik.
Keberadaan Bendungan Nglangon di Grobogan memberikan kontribusi yang signifikan bagi sektor pertanian di daerah tersebut.
Meski usianya sudah lebih dari satu abad, bendungan ini tetap berfungsi optimal sebagai penampung air, terutama saat musim hujan.
Menurut Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Bendungan Nglangon masih memberi banyak manfaat bagi masyarakat setempat.
Baca Juga: Alasan Introvert Jago Public Speaking, Hanya si Penyendiri yang Punya Keahlian Memesona Ini
“Walaupun sudah cukup berumur, Bendungan Nglangon masih berfungsi dan masih memberi banyak manfaat bagi masyarakat sekitar,” dikutip dari Instagram resmi Kementerian PUPR.
Hal ini juga menjadikannya sebagai salah satu daya tarik wisata bagi warga sekitar, selain sebagai infrastruktur irigasi yang sangat penting.
Keberlangsungan operasional Bendungan Nglangon tidak terlepas dari peran Unit Pengelola Bendungan yang dipimpin oleh Eka Wulandari Srihadi Putri.
Di bawah naungan Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana, tim ini bertanggung jawab atas pengawasan, pemeliharaan, pemantauan, dan pengamanan bendungan.
Dalam sebuah wawancara yang dilansir dari kanal Youtube BBWS Pemali Juana, Eka menjelaskan bahwa timnya juga bertugas untuk melakukan konservasi sumber daya air serta mengendalikan daya rusak air.
Dengan kolaborasi yang solid antara Eka dan rekan-rekannya seperti Kasat Operasi, Kasat Pemeliharaan, dan Koordinator Lapangan, Bendungan Nglangon terus dipertahankan sebagai aset berharga.
Baca Juga: Banjir Dukungan, 130 Ribu Jiwa di 6 Kecamatan Siap Pisah dari Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat
Sebagai bendungan tertua di Indonesia, Nglangon bukan hanya menjadi saksi sejarah panjang kolonialisme, tetapi juga bertransformasi menjadi destinasi wisata lokal yang menarik.
Bendungan ini sempat mengalami keruntuhan yang menyebabkan 11 desa di hilir Bendungan Nglangon mengalami kebanjiran.
Setidaknya ada 1.004 jiwa penduduk terkena risiko akibat keuntuhan bendungan tertua di Indonesia ini.
Baca Juga: 5 Kepribadian MBTI Paling Manipulatif, Ada si Introvert Berjuluk Mastermind: Jangan-Jangan Kamu?
Warga sekitar sering memanfaatkan kawasan bendungan ini sebagai tempat rekreasi. Keindahan alam yang mengelilingi bendungan membuatnya tak kalah menarik dibanding embung atau waduk lainnya di Indonesia.
Dengan kekuatan sejarah dan fungsinya yang masih vital hingga kini, Bendungan Nglangon di Grobogan menjadi salah satu ikon penting, baik dari segi infrastruktur maupun budaya, bagi masyarakat setempat.***