

inNalar.com – Ada salah satu ruas Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) yang dinilai sebagai proyek dengan Internal Rate of Return (IRR) yang masih rendah.
Artinya proyek tersebut diramalkan kurang mampu memberikan keuntungan bagi para investor sehingga kurang mampu menutupi biaya investasinya.
Salah satu proyek yang menjadi bagian dari nadi JTTS ini adalah trase jalan bebas hambatan yang menghubungkan Provinsi Bengkulu dan Sumatera Selatan.
Ruas jalan tol tersebut melintang mulai dari Bengkulu hingga menembus Lubuk Linggau dengan total lintasannya sepanjang 95,8 kilometer.
Biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan infrastruktur penghubung dua provinsi ini totalnya mencapai Rp37,61 triliun, dikutip dari Kementerian PUPR.
Meski disadari bahwa pengerjaan ini dinilai tidak begitu menguntungkan investor dan juga negara, hingga tidak heran apabila sumber dananya tidak dapat mengandalkan sokongan investor.
Namun menimbang pentingnya dorongan peningkatan ekonomi kedua daerah tersebut, akhirnya proyek yang bakal layani pengguna moda transportasi darat ini tetap diperjuangkan pemerintah.
Melansir dari situs Pemerintah Provinsi Bengkulu, dipastikan proyek jalan tol penghubung Bengkulu – Sumatera Selatan ini tetap dilanjutkan pengerjaannya di tahun 2024.
Lantas, dana pengerjaannya berasal dari mana jika proyek ini disebut sepi peminat investor lantaran dianggap tidak menguntungkan?
Rupanya melihat tingkat IRR yang rendah ini, pemerintah pusat akhirnya mengeluarkan jurus pamungkasnya agar proyek ini tetap berlanjut.
Jurus pamungkasnya adalah suntikan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp4,8 triliun.
Adapun progres pengerjaan per 31 Desember 2023 lalu bisa dibilang cukup gemilang, karena satu ruasnya telah berhasil diresmikan Presiden RI Joko Widodo.
Perlu diketahui, pengerjaan ruas tol ini dibagi menjadi tiga seksi, yang pertama adalah garapan jalan bebas hambatan sepanjang 17,6 kilometer di wilayah tol Bengkulu.
Pada bulan Juli 2023 lalu, seksi pertama ini telah diresmikan. Namun untuk seksi kedua diketahui lintasannya bermula dari Taba Penanjung – Kepahiang.
Bentangan tol seksi kedua ini lintasannya melintang hingga 23,7 kilometer, tetapi agaknya belum bisa terlaksana.
Sisa jalan sepanjang 54,5 kilometer ini berada di ruas seksi ketiga, yakni dari Kepahiang dilanjutkan menuju Lubuk Linggau di Sumatera Selatan.
Sisa rute tol yang belum berhasil terwujud ini dipastikan nasibnya oleh Gubernur Rohidin Mersyah bahwa untuk jalan tol Bengkulu – Lubuk Linggau akan dirampungkan pada tahun 2024.
Adapun per akhir Desember 2023, terdapat proyek pembangunan rest area baik di sisi kanan mau pun sisi kiri para pengendara yang melintas.
Sehingga untuk dua seksi sisanya, saat ini sedang dalam tahap penyiapan hal-hal yang dapat menunjang proyek.
Langkah ini menjadi salah satu bentuk komitmen pemerintah RI dalam menciptakan konektivitas yang semakin masif, baik di daerah yang menguntungkan secara bisnis maupun yang dinilai kurang menguntungkan.
Mengingat dengan adanya jalan bebas hambatan di ruas ini pun, diharapkan arus barang, orang, dan jasa lainnya mampu lebih mudah dan nyaman saat melintasi ruas ini.
Efisiensi biaya dan waktu pun bakal menjadi pesona yang tidak tertolak oleh para pengguna jalan. Sebagai contoh, Jalan Tol Taba Penanjung – Bengkulu nantinya hanya butuh waktu 10 menit saja.
Hutama Karya sendiri selaku pihak penggarap proyek senilai Rp37,62 kilometer ini akhirnya diberi guyuran uang negara hingga Rp4,8 triliun.
Sebagai informasi tambahan, selain jalan tol, Pemerintah Provinsi Bengkulu tengah berada pada proses penataan kawasan pariwisata Danau Dendam Tak Sudah (DDTS).
Baca Juga: Kalahkan Suramadu! Riau Akan Bangun Jembatan Terpanjang Senilai Rp7 Triliun, Penghubung Pulau…
Kemudian untuk penataan sisanya juga berkaitan dengan proyek penataan kawasan, tetapi yang satu ini difokuskan pada area perkantoran Gubernur.***