

inNalar.com – Pembangunan dari smelter nikel terus dilakukan mengikuti proyek hilirisasi industri pemerintah.
Bahkan, dalam satu daerah yang sama, tidak hanya ada satu smelter nikel saja yang dibangun.
Contohnya saja smelter nikel di Morowali Utara, Sulawesi Tengah ini. Meski berada di satu perusahaan yang sama, kedua smelter nikel ini nyatanya dibangun di tahun yang berbeda.
Pemilik dari smelter nikel di Morowali Utara, Sulawesi Tengah ini adalah PT Central Omega Resources (COR) Tbk.
Sebelumnya, pada tahun 2015, PT Centra Omega Resources (COR) Tbk sudah membangun sebuah smelter nikel dengan kapasitas 300.000 metrik ton nikel.
Smelter nikel ini selesai dibangun pada tahun 2017 setelah melewati tiga tahap pembangunan.
Kemudian, pada tahun yang sama, PT Central Omega Resources (COR) Tbk juga membangun sebuah smelter nikel lain di kabupaten yang sama.
Pabrik peleburan ini merupakan sebuah smelter feronikel tahap I dengan kapasitas 100.000 metrik ton feronikel (FeNi) pertahun.
Namun, pembangunan smelter feronikel ini tidak berhenti di tahap I saja. Smelter feronikel ini akan dibangun dalam dua tahap.
Dilnasir inNalar.com dari centralomega.com, pembangunan tahap II dari smelter feronikel ini akan dilaksanakan pada tahun 2025.
Selain itu, jumlah kapasitas dari smelter ini pun juga akan bertambah hingga 200.000 metrik ton feronikel (FeNi).
Yang artinya, produksi dari smelter feronikel ini akan menjadi 300.000 metrik ton feronikel (FeNi) per tahun.
Selain itu, produksi feronikel oleh smelter milik PT COR ini menggunakan teknologi blast furnace dengan kandungan nikel dalam produk mereka minimal 8%.
Pembangunan smelter feronikel tahap II di Morowali Utara, Sulawesi Tengah ini akan menghabiskan dana investasi sekitar USD $ 500 juta atau sekitar Rp 7 triliun (kurs Rp 14.000,-).
Pabrik peleburan ini diharapkan dapat melakukan commissioning pada tahun 2026.
Dalam pembangunannya, smelter nikel milik PT Central Omega Resources (COR) Tbk ini kembali menggandeng perusahaan asal Tiongkok, Macrolink Nickel Development (MND).
Bijih nikel yang diproses oleh smelter ini berasal dari PT Mulia Pacific Resources dan PT Itamatra Nusantara di Kabupaten Morowali Utara.
Selain kedua perusahaan tersebut, bijih nikel juga akan diperoleh dari PT Bumi Konawe Abadi di Kabupaten Konawe Utara.***