

inNalar.com – PT Timah Tbk (TINS) menorehkan pendapatan sebesar Rp6,37 triliun pada kinerja kuangan per kuartal III tahun 2023.
Performa finansial perusahaan ini dihantui dengan amblesnya harga jual rata-rata timah hingga 23 persen.
Jadi pada pembukuan terakhir, harga jual logam ini hanya sebesar USD 27.017 per Metric Ton.
Baca Juga: Telan Rp5 Triliun! Kalimantan Timur Bakal Punya Mall Megah Super Unik, Rampung Kapan?
Tren harga jual tersebut menurun dari tahun sebelumnya yang nominalnya mencapai USD 35.026 per Metric Ton.
Berdasarkan laporan pencatatan keuangan terakhir, perusahaan logam ini berhasil mendominasikan kinerja ekspor hingga 92 persen dari total pendapatannya.
Sebagai informasi, penjualan dalam negeri PT Timah Tbk sebesar Rp1,31 triliun.
Perolehan tersebut meningkat dari periode sebelumnya yang hanya meraup pendapatan jalur lokal sebesar Rp943 miliar.
Sementara untuk penjualan ekspor mendominasi hingga Rp5,05 triliun meski tren pencapaiannya menyusut tajam.
Pasalnya pada tahun sebelumnya, kinerja ekspor TINS berhasil tembus Rp9,23 triliun.
Berdasarkan keterbukaan informasi perusahaan, negara tujuan ekspor timah paling banyak adalah Jepang dengan porsi 16 persen.
Sementara negara lainnya di posisi selanjutnya Korea Selatan sebanyak 13 persen dan Belanda sumbang revenue dari porsi sebesar 11 persen.
Selanjutnya ada India dan Taiwan yang masing-masing menyumbang porsi 9 persen dari total penjualan eskpor.
Baca Juga: Habiskan Dana Rp1,7 Triliun, Pabrik Pupuk Baru di Aceh Ini Gunakan Teknologi Terbaru, Dampaknya…
Amerika Serikat turut menyumbang 8 persen revenue penjualan ekspor TINS.
Tercatat pula bahwa produksi bijih timah yang berhasil digapa sebanyak 11.201 ton pada periode Januari – September 2023.
Jumlah ini mengalami penurunan dari periode sebelumnya yang bisa mencapai 14.501 ton.
Sementara produksi logam timah yang mampu dihasilkan sebesar 11.540 Metric Ton dengan ketercapaian penjualannya sebanyak 11.100 metric ton.
Tren penjualan ini mengalami penurunan dari pembukuan sebelumnya. Sebab, ada penurunan harga jual timah yang juga tidak bersahabat selama setahun terakhir.
Adapun catatan nilai aset perusahaan pun diketahui mencapai Rp12,7 triliun dengan besaran liabilitas mencapai Rp6,1 triliun. ***