

inNalar.com – Impian Kota Terpadu Mandiri (KTM) di Kabupaten Mesuji, Lampung untuk memiliki akses terminal yang layak nampaknya harus tertahan.
Pasalnya, proyek pembangunan Terminal tipe C di Kabupaten Mesuji, Lampung mangrak setelah konstruksi berjalan mencapai 60 persen.
Meski pengerjaan sudah mencapai 60 persen, sayangnya hingga kini pengerjaannya tersendat hingga menyisakan konstruksi bangunan yang nampak belum rampung.
Aroma dugaan korupsi dalam proses pembangunan proyek Terminal KTM tipe C di Kabupaten Mesuji, Lampung pun mencuat di tengah publik.
Adanya dugaan kasus korupsi dalam pembangunan proyek terminal mangkrak ini diketahui setelah Kejaksaan Negeri Mesuji meningkatkan tahapan proses penyelidikan ke tahap berikutnya, yakni di tahap penyidikan pada Jumat, 21 Juli 2023.
Apabila merujuk pada data yang dicantumkan pada laman opentender.net, diketahui proyek terminal mangkrak di Kabupaten Mesuji ini telah dimenangkan oleh CV Sapo Neduh Construction.
Baca Juga: Kena Hack, Akun YouTube DPR RI Tampilkan Streaming Judi Online Berjam-jam: Apa Kabar Kominfo?
Adapun nilai kontrak proyek ini mencapai Rp 1,4 miliar. Namun ternyata pengelolaannya pun berpindah kepada CV Sandi Buana Menggala yang memiliki nilai kontrak yang lebih tinggi dari sebelumnya.
Diketahui nilai kontraknya tembus hingga Rp1,7 miliar dengan target penyelesaian selama 150 hari pengerjaan.
Namun sayangnya, pengerjaan tersebut dialihkan ke pihak lainnya lagi yang disebut dengan BR.
Hingga akhirnya diketahui pelaksanaan pembangunan proyek terminal KTM di Kabupaten Mesuji, Lampung ini ternyata tidak dilaksanakan sesuai kontraknya.
Ketidaksesuaian pelaksanaan pembangunan proyek Terminal tipe C Mesuji dengan kontrak yang telah disepakati tersebut telah menyebabkan potensi kerugian negara kurang lebih Rp 385 juta,-.
Perlu diketahui, sumber pembiayaan proyek mangkrak di Kabupaten Mesuji, Lampung berasal dari anggara Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Mesuji periode 2022.
Awalnya, biaya yang bakal dihabiskan sekitar Rp2,9 miliar, tetapi kemudian bisa ditekan hingga Rp 1,7 miliar.
Tadinya, dengan anggaran fantastis tersebut Pemerintah Kabupaten Mesuji akan membangun sebuah terminal untuk Kota Terpadu Mandiri (KTM) di wilayah Mesuji Timur, Provinsi Lampung.
Dengan melalui proses gonta-ganti pihak pembangun dan adanya dugaan ketidaksesuaian pelaksaan proyek yang tidak sesuai kontrak oleh pihak Kejaksaan Negeri Mesuji, proyek pembuka jalur akses darat menjadi terbengkalai.
Diharapkan proyek ini dapat dilanjutkan, mengingat manfaat besar bagi akses keterbukaan jalur pedesaan sangat dibutuhkan oleh warga yang tinggal di kawasan KTM Mesuji, Lampung.
Keberadaan fasilitas umum transportasi di KTM Mesuji ini, bagaimana pun, merupakan upaya strategis pemerintah yang patut diapresiasi.
Pasalnya, jika proyek ini terealisasi dengan baik, kemudahan akses jalur pedesaan akan mendukung aktivitas ekonomi di wilayah tersebut.
Sebagai informasi, wilayah KTM Mesuji memiliki lahan sawah seluas 28.988 hektare dengan potensi produksi gabah bisa mencapai 217.410 ton per tahun.***