

inNalar.com – Tidak ada yang menyangka di balik hiruk pikuk aktivitas Pasar Serang, Banten terpendam sebuah temuan mengejutkan.
Terowongan misterius yang ditemukan di Banten ini terbongkar ketika para pekerja proyek tengah menguruk tanah.
Dilihat dari karakteristik bebatuan dan teralis besi di dalamnya, diduga lorong bawah tanah itu dahulu digunakan sebagai penjara kolonial.
Sebenarnya penemuan di tengah garapan proyek ini telah terungkap sejak 8 tahun silam. Mulanya para penggali tanah berniat menata ulang sistem drainase.
Pasalnya wilayah sekitaran pasar kerap dilanda banjir saat curah hujan daerah meningkat.
Meski temuan mengejutkan ini sudah lama terbongkar, tetapi jejaknya masih mengundang sorotan para peneliti dan sejarawan.
Benarkah temuan terowongan misterius di bawah tanah proyek Banten ini dulunya adalah penjara kolonial?
Berjarak 10 kilometer lebih dari terowongan misterius ini, memang ada sebuah benteng legendaris milik bekas Kerajaan Banten Lama.
Namanya adalah Benteng Speelwijk. Kekokohan bangunannya masih terlihat di Kampung Pamarican, Kecamatan Kasemen, Kota Serang.
Baca Juga: Mengenal Figur Inspiratif Lokal BRI Saiban, Sosok Penggerak Sejumlah UMKM di Ponorogo
Dari karakteristik susunan batu bata pada pintu lorong misterius itu, tampilannya persis dengan gaya bangunan yang ada di Benteng Speelwijk.
Jika benar temuan di proyek drainase Pasar Serang tersebut usianya semasa dengan bangunan benteng di Kampung Pamarican.
Itu berarti terowongan misterius ini diduga dulunya adalah sebuah bunker peninggalan Kerajaan Banten Lama milik Sultan Haji semasa tahun 1808.
Pada saat itu pula, era penjajahan Belanda mulai masuk dan ikut campur dalam penguasaan tanah Serang.
kehadiran VOC yang mulai mendekati Sultan Haji menyebabkan era kerajaannya hancur sebab ia berkonflik dengan ayahnya sendiri, yaitu Sultan Ageng Tirtayasa.
Adapun terowongan misterius yang ditemukan dimungkinkan adalah bunker. “Bunker terdapat di ruang bawah tanah yang berfungsi sebagai tempat penjara dan gudang senjata,” dikutip dari Nandang Sunandar dalam buku “Mengulik Sejarah Benteng Speelwijk”.
Temuan teralis besi di dalam lorong gelap tersebut diperkirakan pula dulunya dijadikan penjara kolonial.
Sebagai gambaran, ruang penjara pada masanya dilengkapi dengan alat pengikat kaki yang diperberat dengan bola.
Fungsinya adalah agar para tahanan tidak mudah kabur. Itulah mengapa berat bola mencapai 50 kilogram.
Namun menurut informasi, bola pemberat tersebut kini sudah diamankan oleh Petugas Dinas Budaya Provinsi Banten.
Tampilan bebatuan lorong diduga persis dengan bahan konstruksi Benteng Speelwijk yang mengandung batu karang.
Perekatan antar batunya menggunakan kapur dan putih telur, sedangkan batu karang mereka ambil dari wilayah pesisir daratan pulau.
Uniknya pada masa itu, tenaga kerja pembangunannya tidak hanya masyarakat pribumi tetapi juga pekerja dari Tionghoa turut diberdayakan.
Klu jejak mereka disimpulkan dari adanya vihara yang juga terbangun kokoh dekat Benteng Speelwijk Banten.***