Niat Cari Tiram di Rawa, Wanita Aceh Ini Temukan Tumpukan Harta Karun Koin Emas Bertuliskan Arab


inNalar.com
– Keberuntungan tidak ada di kalender. Begitupun dengan hari buruk atau sial. Siapa sangka seorang Wanita di Desa Gampong Pande, Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh malah menemukan tumpukan harta karun saat mencari tiram.

Penemuan harta karun tersebut terjadi setelah bencana tsunami dahsyat melanda Aceh pada tahun 2004 silam.

Seorang Wanita Bernama Fatimah, berniat mencari tiram di rawa-rawa Desa Gampong Pande, Aceh secara tidak sengaja menemukan sebuah kotak yang tertutup koral.

Baca Juga: Kota Medan Mau Pisah dari Sumatera Utara dan Membentuk Daerah Baru: Namanya Sudah Disiapkan

Saat kotak itu dibuka, Wanita asal Aceh ini terbelalak melihat koin-koin emas bertuliskan aksara Arab tumpah ruah.

Harta karun koin emas ini diperkirakan berasal dari tahun 1200 hingga 1600 Masehi.

Penemuan ini terjadi di dekat kuburan kuno yang keberadaannya tersingkap oleh gelombang tsunami Aceh.

Baca Juga: Kota Semarang Berwacana Hengkang dari Jawa Tengah dan Bentuk Provinsi Baru, Namanya Sudah Siap

Selain itu, para jasad yang bersemayam di kuburan kuno tersebut diyakini jasad penguasa pada abad 13 yang dikuburkan Bersama harta bendanya.

Desa Gampong, Aceh sendiri merupakan sentra industri yang memproduksi banyak barang, termasuk koin emas dan merupakan bagian dari Kerajaan Islam pertama di Aceh pada abad 13-17.

Diketahui kala itu Dinasti Meukuta Alam berkuasa di masa tersebut dan kemudian bergabung menjadi Kerajaan Aceh Darussalam di Bawah Sultan Iskandar Muda (1590 hingga 1636).

Baca Juga: Dulu Cuma 24 Siswa, Kini Sekolah Termahal di Surabaya Ini Punya Kolam Olimpiade dan Biayanya Rp337 Juta

Setelah kabar Wanita Aceh menemukan tumpukan koin emas menyebar, banyak orang berbondong-bondong ke Gampong Pande dengan membawa alat seadanya untuk mencari harta karun serupa.

Koin-koin yang ditemukan oleh warga kemudian dijual kepada penadah dengan Harga sangat rendah sekitar Rp 800 per keping.

Penemuan harta karun berupa koin emas di Aceh tersebut bahkan menjadi perhatian dunia dan diberitakan oleh sejumlah media internasional.

Menurut sumber terpercaya, straitstimesonline, beberapa koin emas yang tersisa disimpan di Museum Tsunami Aceh.

Pasca Sebagian masyarakat menjual temuan harta karun ini, banyak koin tersebar dan konteks arkeologisnya hilang.

Fatimah sendiri sebagai penemu pertama juga menjual harta karun temuannya ke penadah dengan Harga yang rendah.

Alhasil, pemerintah setempat mulai mengambil kebijakan dengan membatasi intensitas warga di daerah temuan harta karun.