Naskah Khutbah Jumat Singkat Terbaru Edisi 3 Februari 2023, Tema: Memburu Ridha Allah

inNalar.com – Berikut ini adalah pembahasan naskah khutbah Jumat singkat terbaru edisi tanggal 3 Februari 2023.

Pembahasan naskah khutbah Jumat singkat terbaru edisi 3 Februari 2023 ini akan mengusung tema Memburu Ridha Allah.

Naskah khutbah Jumat edisi 3 Februari 2023 dengan tema Memburu Ridha Allah ini cocok disampaikan saat sholat Jumat.

Anda juga dapat menyajikan naskah khutbah Jumat tentang Memburu Ridha Allah ini dalam kegiatan keagamaan lainnya.

Melalui khutbah Jumat singkat edisi 3 Februari 2023 ini, Anda akan mendapat pemahaman bagaimana cara Memburu Ridha Allah.

Baca Juga: Naskah Khutbah Jumat Terbaru 3 Februari 2023, Tema: Mewujudkan Keluarga Harmonis yang Diridhoi Allah SWT

Pemahaman tentang cara Memburu Ridha Allah ini akan membantu Anda dalam memperkuat ketakwaan kepada Allah dan Rasul-Nya.

Dilansir inNalar.com dari laman Tebuireng Online, inilah penjelasan tentang khutbah Jumat singkat terbaru edisi 3 Februari 2023 tentang Memburu Ridha Allah.

Naskah Khutbah Jumat

Hadirin jamaah sholat Jumat yang dirahmati Allah, seorang muslim haruslah memiliki komitmen berislam yang sportif.

Maksudnya adalah memiliki penanganan ibadah yang benar-benar memiliki landasan teologis.

Dalam hal ini, landasannya adalah berbagai pernyataan Ridha terhadap apa yang diterangkan dan difirmankan oleh Allah SWT.

Baca Juga: Naskah Khutbah Jumat Singkat Terbaru Edisi 3 Februari 2023, Tema: Istiqamah dalam Kebaikan

Ridha yang paripurna terhadap apapun yang disabdakan oleh Rasulullah SAW dalam ucapan dan tingkah laku.

Melalui sebuah konsep wa an a’mala shalihan tardhahu yang berarti beramal saleh yang diridhai Allah.

Berdasar konsep tersebut, kita dapat mengaplikasikan cara Memburu Ridha Allah dengan beramal saleh.

Konsep ini telah termaktub dalam Firman Allah SWT dalam Surat An-Naml ayat 19:

رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ

“……Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai, dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh”.

Baca Juga: Khutbah Jumat Singkat Edisi 3 Februari 2023 dengan Tema Kelebihan dari Bau Mulut Orang yang Berpuasa

Ada sebuah kisah pada masa kenabian, di pinggiran masjid Nabawi pada sebuah selasar yang dijadikan pondokan oleh sekitar 400 orang sahabat yang disebut as-Shuffah.

Pondokan as-Shuffah ini dihuni oleh sahabat yang tak diragukan lagi dedikasinya terhadap Islam, salah satu penghuninya yang masyhur adalah Abdullah Ibn Shakhr atau Abu Hurairah.

Suatu ketika Rasulullah SAW menghampiri salah satu penghuni ashabu ash-Shuffah yaitu Zahid ibn Abdillah yang tengah mengasah pedangnya.

“Apakah engkau masih sendirian, Zahid?” tanya Rasulullah.

Namun, Zahid menjawab dengan jawaban yang berbeda maksud dengan pertanyaan Rasulullah.

“Saya tidak sendirian wahai Rasulullah, Allah selalu bersama kami,” Jawab Zahid dengan penuh keimanan dan keyakinan.

Baca Juga: Teks Khutbah Jumat Tema Tingkatkan Doa dan Tinggalkan Dosa di Bulan Rajab, Momentum untuk Perbanyak Ibadah

Maksud pertanyaan Rasulullah sejatinya adalah menanyakan tentang status lajang yang masih disandang Zahid.

Jika Zahid berkenan, Rasulullah ingin memberikan anjuran pada Zahid untuk melamar Zulfa binti Sa’ad, anak saudagar kaya di Madinah yang cantik jelita.

Singkat cerita, Zahid pun berangkat melamar Zulfa berbekal surat rekomendasi dari Rasulullah.

Sesampainya di kediaman Sa’ad, setelah melihat kondisi Zahid yang tidak rupawan, tidak kaya dan hanya penghuni as-Shuffah, Sa’ad pun menolak lamaran tersebut, begitupun dengan Zulfa binti Sa’ad.

Ketika Zahid hendak beranjak pergi, Sa’ad pun berujar, “Sampaikanlah permintaan maaf kami kepada Rasulullah karena belum bisa menerima lamaran ini,”.

Baca Juga: Naskah Khutbah Jumat Pekan Pertama Bulan Rajab 1444 H, Tema: Keutamaan Menahan Amarah

Dengan kondisi yang belum tahu akan surat rekomendasi dari Rasulullah, Zulfa yang mendengar kata “Rasulullah” dari sang ayah kemudian langsung berubah pikiran dan menyetujui lamaran Zahid.

Zulfa percayadan mengimani akan pilihan Rasulullah SAW, sempat terjadi perdebatan antara Zulfa dan ayahnya.

Namun, perdebatan terhenti saat Zulfa membacakan surat An-Nur ayat 51:

إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ ٱلْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَن يَقُولُوا۟ سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۚ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ

“Sesungguhnya jawaban oran-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. “Kami mendengar, dan kami patuh”. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung”.

Setelah mendengar ayat tersebut, ayahnya pun menyetujui lamaran dari Zahid.

Baca Juga: Khutbah Jumat Singkat tentang Memuliakan Bulan Rajab, Waktu Amal Ibadah Dilipatgandakan Pahalanya

Karena kondisi finansialnya, dengan bantuan Abu Bakar, Usman bin Affan dan Abdurrahman bin Auf akad nikah Zahid dan Zulfa dilangsungkan.

Paska akad nikah usai, Zahid terkejut melihat para sahabat yang lain sedang bersiap hendak berangkat perang melawan orang kafir.

Rasulullah dan Para sahabat tidak mengajak Zahid karena memaklumi ia yang baru akan berbulan madu.

Namun, Zahid tetap bersikeras untuk ikut perang dan membacakan surat at-Taubah ayat 24:

قُلْ إِنْ كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّىٰ يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ

Katakanlah: “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya”. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.

Baca Juga: Naskah Khutbah Jumat Singkat Terbaru dengan Tema Karakter Dunia, Tempat yang Penuh Cobaan dan Rintangan

Intisari ayat diatas menegaskan tentang tolak ukur loyalitas seseorang terhadap agama-Nya.

Barometer ketakwaan seorang muslim dalam Memburu Ridha Allah dan Rasul-Nya.

Menjadikan Allah dan Rasul-Nya sebagai yang paling utama ketimbang urusan yang lainnya.

Pada perang tersebut, Zahid Ibn Abdillah gugur sebagai syuhada’ dan berhasil mengalahkan banyak orang kafir.

Rasulullah SAW sendiri yang mencari dan menemukan jasadnya dan menyaksikan ruh Zahid yang dijemput para bidadari surga.

Rasulullah SAW pun kemudian membacakan surat Ali Imran ayat 169:

تَحْسَبَنَّ ٱلَّذِينَ قُتِلُوا۟ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ أَمْوَٰتًۢا ۚ بَلْ أَحْيَآءٌ عِندَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ

Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati, bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezeki.

Baca Juga: Materi Khutbah Jumat Terbaru 2023 yang Menggetarkan Jiwa tentang Jangan Sombong, Cocok untuk Refleksi Diri

Dari kisah Zahid Ibn Abdillah tersebut, kita belajar bahwa dengan Memburu Ridha Allah maka akan mendapat ganjaran yang setimpal di sisi-Nya.

Mendapatkan pencerahan bahwa dengan mendasari dan mendahulukan segala hal untuk kepentingan Allah dan Rasul-Nya adalah hal yang mulia.

Dimana Ridha Allah dan Rasul-Nya akan melapangkan dan memudahkan jalan kehidupan kita baik di dunia maupun di akhirat nanti.

Demikianlah teks khutbah Jumat terbaru edisi 3 Februari 2023 tentang Memburu Ridha Allah semoga dapat menjadi manfaat bagi umat muslim sekalian.***

 

Rekomendasi