
inNalar.com – Presiden ke-7 RI, Joko Widodo atau Jokowi kembali menjadi sorotan setelah beredarnya foto terbaru yang menunjukkan kondisi fisik tak biasa, termasuk luka memanjang di bagian leher.
Beberapa pengamat kesehatan publik, termasuk Dokter Tifa, turut angkat bicara dan menyampaikan kekhawatiran atas dugaan penyakit yang lebih serius dari sekadar alergi kulit biasa.
Dalam unggahannya pada platform X, Dokter Tifa menyebut bahwa gejala yang terlihat bukanlah hal sepele.
Baca Juga: Khawatir Jokowi Sakit Langka, Dokter Tifa: Pasti Gatal Sekali Rasanya Sekujur Tubuh
Ia mendesak agar Presiden ke-7 RI tersebut segera mendapatkan perawatan medis yang intensif, bukan hanya rawat jalan seperti yang diduga dilakukan selama ini.
“Sepertinya masih sakit. Sekali lagi saya ingatkan, Pak Jokowi, anda sakit serius, tidak bisa dibiarkan tanpa perawatan terbaik. Ada luka memanjang di leher. Pasti gatal sekali rasanya sekujur tubuh. Semoga lekas sembuh, Pak. Segera ke Rumah Sakit, jangan hanya rawat jalan,” tulis Dokter Tifa melalui akun X resminya, Sabtu 21 Juni 2025, seperti dikutip inNalar.com.
Pernyataan tersebut menjadi penanda bahwa isu kesehatan Presiden kini telah memasuki tahap yang lebih serius dan pantas menjadi perhatian publik.
Isu ini semakin berkembang setelah sehari kemudian, Dokter Tifa kembali membuat pernyataan lanjutan.
Menanggapi pertanyaan netizen soal alat medis yang terlihat di perut Jokowi, ia memberikan penjelasan mendalam.
Menurutnya, alat tersebut kuat dugaan adalah CAPD (Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis), yang umumnya digunakan oleh pasien dengan kerusakan ginjal stadium lanjut.
Baca Juga: VIRAL Wajah Jokowi Penuh Bercak Putih Diduga Kena Penyakit Langka, dr Tifa: Itu Autoimun Agresif
“Kalau melihat dari tanda dan gejala yang sama-sama kita lihat, praktis sejak bulan April 2025 hingga sekarang, dan saya assess adalah Penyakit Autoimun Agresif, maka dugaan saya alat itu adalah CAPD,” kata Dokter Tifa dalam unggahan X, Minggu 22 Juni 2025.
Lebih lanjut, ia memaparkan kemungkinan bahwa Jokowi menderita penyakit autoimun berat, seperti Lupus Nephritis grade IV-V, Rapid Progressive Glomerulonephritis (RPGN), atau Scleroderma Renal Crisis.
Penyakit-penyakit ini tergolong autoimun agresif, yang dalam waktu kurang dari enam bulan dapat menghancurkan sistem kekebalan tubuh dan merusak organ vital seperti ginjal.
“Penyakit Autoimun Agresif dengan gejala perubahan kulit yang agresif, gatal luar biasa, sarkopenia atau otot mengecil dengan cepat, hingga kerusakan organ terutama ginjal,” jelasnya.
Pernyataan dr. Tifa juga secara tidak langsung menyanggah narasi resmi yang menyebut bahwa Jokowi hanya mengalami alergi kulit akibat perjalanan ke Vatikan. Ia menyebut klaim tersebut tidak sesuai dengan tanda-tanda klinis yang terlihat secara kasat mata.
“Justru yang hoax adalah orang yang mengatakan ini hanya Alergi Kulit biasa yang menyerang akibat kunjungan ke Vatikan. Sekali lagi ini sakit berat, berat sekali,” tegas dr. Tifa.
Ia juga menyoroti bahwa penggunaan CAPD menunjukkan bahwa fungsi ginjal Presiden kemungkinan sudah terganggu secara signifikan.
Dalam kasus autoimun agresif, dialisis peritoneal semacam CAPD dianggap kurang optimal dibanding hemodialisis intensif di rumah sakit.