

inNalar.com – Di pedalaman Kabupaten Timor Tengah Utara, terdapat sebuah desa yang terletak di pegunungan, yaitu Desa Naisunaf.
Desa ini merupakan salah satu daerah yang cukup terpencil dan jauh dari jalan besar.
Di tengah kondisi alam yang indah namun terpencil ini, terdapat sebuah sekolah dasar (SD) yang menjadi pusat pendidikan bagi anak-anak Desa Naisunaf.
Namun, perjalanan menuju sekolah bukanlah hal yang mudah bagi anak-anak di sini.
SD tersebut diberi nama SD Manumutin Naisunaf, namun letaknya sangat jauh dari pemukiman penduduk. Para anak-anak di Desa Naisunaf harus melakukan perjalanan yang cukup ekstrem setiap hari untuk mencapai sekolah.
Mereka harus bangun jam 03.00 pagi dan berangkat jam 04.00 pagi agar dalam waktu sekitar 2,5 jam mereka bisa sampai ke sekolah. Jam 07.00 pagi, saat sekolah dimulai, mereka sudah harus siap belajar.
SD Manumutin Naisunaf memiliki kondisi fisik yang sederhana. Awalnya, sekolah ini menggunakan pelepah dan atap dari alang-alang.
Meskipun demikian, semangat anak-anak di desa ini untuk bersekolah sangat besar. Bahkan setelah pulang sekolah, mereka sering membantu orang tua mereka dengan pekerjaan di rumah.
Ini menjadi bukti kegigihan mereka untuk mendapatkan pendidikan, meskipun dengan segala keterbatasan yang mereka hadapi.
Baca Juga: Masih Terisolir? Desa Terpencil di Kalimantan Barat Ini Terkepung Air, Harus Selalu Gunakan Perahu?
Kebanyakan anak-anak di desa ini tinggal di rumah yang dibangun dengan dinding dari bahan alam dan atap alang-alang.
Ini adalah solusi praktis karena bahan-bahan tersebut dapat mereka peroleh secara gratis atau dengan biaya yang sangat minim.
Kondisi ekonomi keluarga di Desa Naisunaf umumnya sangat sederhana. Banyak penduduk desa yang bekerja sebagai buruh atau petani dengan penghasilan yang minim.
Bahkan ada beberapa yang hanya mendapatkan penghasilan sekitar 50.000 rupiah per bulan.
Keterbatasan pengetahuan tentang pertanian juga menjadi salah satu kendala bagi penduduk desa ini.
Baca Juga: Kampung Terpencil dari Bandung Ini Penduduknya Tak Makan Nasi Selama Bertahun-tahun
Sebagian besar mereka hanya bisa panen sekali dalam setahun, dan hasil panen tersebut harus disimpan untuk digunakan sebagai makanan pokok sepanjang tahun.
Listrik juga belum sampai ke daerah ini, sehingga kehidupan sehari-hari mereka masih sangat tergantung pada sumber daya alam dan teknologi tradisional.
Meskipun menghadapi berbagai kesulitan dan keterbatasan, anak-anak Desa Naisunaf tetap gigih dalam mengejar pendidikan.
Mereka tahu bahwa pendidikan adalah kunci untuk masa depan yang lebih baik. Kisah perjuangan mereka yang mengatasi rintangan-rintangan ekstrem dalam mengejar ilmu adalah inspirasi bagi kita semua.
Semoga suatu hari nanti, kondisi pendidikan dan kesejahteraan di pedalaman Nusa Tenggara Timur, seperti Desa Naisunaf, dapat mengalami perubahan positif yang lebih baik.***
Baca Juga: Gubernur NTB Terguling saat Kunjungi Wilayah Terpencil, Warganet: Kode Minta Dibikinin Jalan