MIRIS! Inilah 10 Daerah Termiskin di Jawa Barat Tahun 2024: Peringkat Pertama Kota Seluas 131 Km Ini


inNalar.com
– Terdapat 10 daerah di Jawa Barat yang tercatat sebagai daerah dengan tingkat kemiskinan tertinggi, diukur dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terendah.

Kota dengan luas 131 km² ini, sayangnya, menempati peringkat pertama sebagai daerah termiskin di provinsi Jawa Barat.

Meskipun Jawa Barat dikenal sebagai salah satu provinsi dengan perekonomian terbesar di Indonesia, tidak semua daerah di provinsi ini menikmati kemajuan ekonomi yang sama.

Baca Juga: Viral Diduga Rasis, RS Medistra Diberi Somasi Terbuka dari Koalisi Advokasi Masyarakat Anti Islamophobia

Beberapa daerah masih bergelut dengan tingkat kemiskinan yang tinggi, rendahnya pendapatan per kapita, dan minimnya akses terhadap infrastruktur serta layanan dasar.

Berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), berikut adalah daftar 10 daerah dengan PDRB terendah di Jawa Barat tahun 2024, yang mencerminkan kondisi ekonomi yang kurang menggembirakan:

10 Kabupaten Sumedang

Kabupaten Sumedang menutup daftar ini dengan PDRB sebesar Rp 26.876,86 miliar.

Baca Juga: Depak Kota Bandung! Daerah 210 Km Ini Jadi Kota Terkaya di Jawa Barat 2024: Ranking Pertama dari 10 Kabupaten-Kota

Meskipun tidak berada di posisi terendah, Sumedang masih menghadapi tantangan besar dalam meningkatkan kesejahteraan penduduknya.

Dukungan dari pemerintah dalam bentuk bantuan sosial dan investasi di sektor-sektor produktif sangat dibutuhkan untuk mengurangi tingkat kemiskinan di daerah ini.

9. Kota Cimahi

Kota Cimahi, dengan PDRB sebesar Rp 25.931,98 miliar juga masih berjuang untuk meningkatkan pertumbuhan ekonominya, terutama di sektor industri dan jasa.

Baca Juga: RS Medistra Diduga Tentang Dokter Pakai Hijab, Muncul Ajakan Netizen Serbu Ulasan Google Dengan Memberi Bintang Satu

Pendapatan per kapita yang rendah menunjukkan bahwa banyak penduduk Cimahi masih hidup di bawah garis kemiskinan.

8. Majalengka

Selanjutnya, Majalengka menempati posisi kedelapan dengan PDRB sebesar Rp 25.793,24 miliar.

Meski memiliki potensi di sektor industri dan pariwisata, pertumbuhan ekonomi di Majalengka masih terhambat oleh kurangnya infrastruktur dan rendahnya investasi.

Kondisi ini menyebabkan tingkat kesejahteraan masyarakat di daerah ini belum optimal.

Baca Juga: Bagaimana Ending Kasus Jessica Wongso? Otto Hasibuan: Kita Tahu Ujungnya, Semua Tergantung Pada…

7. Kabupaten Ciamis

Kabupaten Ciamis memiliki PDRB sebesar Rp 25.111,71 miliar dan berada di urutan ketujuh.

Daerah ini masih bergantung pada sektor pertanian sebagai sumber utama penghasilan.

Namun, dengan pendapatan per kapita yang rendah, banyak keluarga di Ciamis yang memerlukan bantuan ekonomi dan sosial untuk meningkatkan taraf hidup mereka.

Baca Juga: Ingin Kunjungi Keluarga Korban, Jessica Wongso Tidak Dianjurkan Sang Kuasa Hukum

6. Kabupaten Kuningan

Kabupaten Kuningan menempati posisi keenam dengan PDRB sebesar Rp 19.418,73 miliar.

Sebagai salah satu daerah tertinggal di Jawa Barat, Kuningan masih menghadapi berbagai tantangan, mulai dari akses infrastruktur yang terbatas hingga kurangnya investasi di sektor-sektor produktif.

Kondisi tersebt membuat banyak penduduk Kuningan masih hidup dalam kesulitan ekonomi.

Baca Juga: Bongkar Fakta Rekayasa CCTV Kasus Kopi Sianida, Abah Abimanyu: Bisa Direkayasa Kan Cuma Kamera

5. Kota Cirebon

Kota Cirebon, dengan PDRB sebesar Rp 18.934,40 miliar, juga termasuk dalam daftar daerah yang membutuhkan perhatian khusus di Jawa Barat.

Meskipun merupakan pusat perdagangan dan jasa di bagian timur Jawa Barat, tingkat kesejahteraan masyarakat di Kota Cirebon masih belum merata.

Pendapatan per kapita yang rendah membuat banyak penduduk di kota ini hidup dalam kemiskinan.

Baca Juga: Formasi CPNS 2024 untuk Penyandang Disabilitas Lulusan SMA, Apa Saja dan Berapa Gajinya?

4. Kota Tasikmalaya

Kota Tasikmalaya memiliki PDRB sebesar Rp 17.781,93 miliar, menjadikannya salah satu daerah dengan pendapatan per kapita terendah di Jawa Barat.

Tingkat kemiskinan yang tinggi di kota ini disebabkan oleh terbatasnya lapangan pekerjaan yang layak dan ketergantungan pada sektor informal.

Banyak penduduk di Kota Tasikmalaya yang bergantung pada bantuan sosial untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Baca Juga: Reunian, Taeyang, G-Dragon, dan Daesung, BIGBANG Sukses Hibur Para Penggemar Setelah 7 Tahun Lamanya

3. Kota Sukabumi

Kota Sukabumi, dengan PDRB sebesar Rp 9.801,88 miliar, menempati urutan ketiga dalam daftar ini.

Kota ini menghadapi tantangan ekonomi yang cukup serius, dengan pendapatan per kapita yang rendah dan tingkat kemiskinan yang tinggi.

Meskipun memiliki potensi di sektor industri dan perdagangan, Kota Sukabumi masih tergolong sebagai daerah tertinggal di Jawa Barat.

Baca Juga: Bikin Melongo! Segini Gaji CEO RS Medistra yang Minta Maaf Usai Viral Isu Diskriminasi Nakes Berhijab

2. Pangandaran

Pangandaran, meskipun dikenal sebagai destinasi wisata yang populer, berada di peringkat kedua dengan PDRB sebesar Rp 8.869,86 miliar.

Rendahnya PDRB di Pangandaran menunjukkan bahwa masih banyak penduduk di daerah ini yang hidup dalam kondisi ekonomi yang sulit.

Ketergantungan pada sektor pariwisata yang musiman membuat banyak keluarga di daerah ini berada di bawah garis kemiskinan.

Baca Juga: Duel Sengit Teori Autopsi: 2 Alumni UGM Ini Saling Bongkar Fakta Mengejutkan Kasus Jessica Wongso

Bantuan sosial dari pemerintah sangat diperlukan untuk membantu masyarakat yang rentan di Pangandaran.

1. Kota Banjar

Kota Banjar, yang memiliki luas sekitar 131 km², menempati posisi pertama sebagai daerah dengan PDRB terendah di Jawa Barat tahun 2024, sebesar Rp 3.679,08 miliar.

Dengan PDRB terendah, Kota Banjar juga menjadi daerah dengan tingkat kemiskinan tertinggi di Jawa Barat.

Baca Juga: Sinyal Babak Baru Kasus Kopi Sianida, Anggota DPR: Keadilan untuk Jessica Wongso Belum Terkubur Mati

Pendapatan per kapita yang sangat rendah dan terbatasnya peluang ekonomi menjadikan kota ini sangat membutuhkan perhatian dari pemerintah,

Terutama dalam bentuk bantuan sosial yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.

Rekomendasi