Meski RI Kena Gugat di WTO, Pabrik Baterai EV di Bantaeng Sulawesi Selatan Kini Diramaikan Perusahaan Eropa

inNalar.com – Tiga perusahaan Eropa akan membangun kerja sama dengan Pemerintah RI untuk membangun ekosistem pabrik baterai mobil listrik atau electric vehicle (EV) di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan.

Pembangunan ekosistem pabrik baterai EV di Bantaeng, Sulawesi Selatan ini merupakan hasil investasi dari Inggris yang bekerja sama pula dengan Glencore Ltd dari Swiss.

Perusahaan Inggris, yakni EVision International dan perusahaan Belgia, yakni Umicore juga turut andil dalam pembangunan pabrik baterai EV di Bantaeng, Sulawesi Selatan.

Baca Juga: Mandek 2 Tahun Gara-gara Debat China, Mega Proyek Smelter Terbesar di Kalbar Akhirnya Diteruskan Setelah…

Kerja sama dari deretan perusahaan Eropa ini cukup unik lantaran sebelumnya Indonesia digugat oleh Uni Eropa melalui World Trade Organization (WTO) pada awal tahun 2021.

Namun kabar baiknya kini prospek hilirisasi nikel semakin cerah beragam berkat hadirnya investasi Inggris yang bekerja sama dengan tiga perusahaan asal Eropa tersebut.

Diketahui nilai investasi pembangunan pabrik baterai mobil listrik nilainya mencapai USD 9 miliar.

Baca Juga: Telah Ada Sejak 1871, Rumah Adat Kalimantan Selatan Ini Punya Cara Tersendiri Menentukan Ukurannya, Apa Saja?

“Investasinya kurang lebih sekitar USD 9 miliar,” ungkap Menteri Investasi Bahlil Lahadalia dalam YouTube Sekretariat Presiden di Istana Negara pada 31 Mei 2023.

Pabrik baterai EV tersebut diketahui dibangun di kawasan industri Bantaeng, Sulawesi Selatan seluas 3 ribu hektare.

Pembangunan pabrik tersebut diketahui akan berbasis green energy, yakni sumber energi tenaga angin.

Baca Juga: Ridwan Kamil Angkat Bicara Atas Kebakaran di TPA Sarimukti, Bermula dari Puntung Rokok Jadi Kobaran Api

PT Aneka Tambang Tbk (Antam) inilah pihak dari Indonesia yang akan bermitra dengan ketiga perusahaan Eropa dalam mewujudkan ekosistem pabrik baterai mobil listrik EV yang terintegrasi di Bantaeng, Sulaewesi Selatan.

Dalam keterangan persnya, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengungkap bahwa produksi baterai EV mulanya akan berkapasitas 20 gigawatt hour (GWh).

Kapasitas produksi tersebut akan semakin ditingkatkan seiring berjalannya waktu. Kabar gembiranya lagi, tiga perusahaan Eropa lainnya mulai melirik Indonesia.

Baca Juga: Dijadikan Pengganti Gula, Madu Bisa Sebabkan Diabetes, Mitos atau Fakta? dr Zaidul Akbar Menjelaskan

Hal ini diketahui dari adanya pertemuan antara Presiden RI Joko Widodo dengan ketiga perusahaan tersebut di Hotel Kastens Luisenhoff, Hannover, Jerman pada Minggu, 16 April 2023.

Ketiga perusahaan Eropa yang dimaksud adalah BASF, perusahaan kimia terbesar di dunia yang berbasis di Jerman. Kemudian Eramet, yakni perusahaan Perancis yang bergerak di bidang tambang dan metalurgi.

Adapun perusahaan ketiga yakni Volkswagen (VW), yakni perusahaan yang bergerak di industri otomotif yang berpusat di Jerman.

Baca Juga: Ada yang Tahu Bedanya Kaki Seribu dan Kelabang? Yuk Simak 5 Fakta Unik Kelabang Berikut Ini

Diharapkan investasi hilirisasi nikel akan semakin berwarna dengan hadirnya berbagai investor tersebut.***

 

Rekomendasi