Mesir Ngikut Indonesia? Geser Kairo, Gurun Gersang Ini Bakal Jadi Ibukota Baru Bernilai Rp900 Triliun

inNalar.com – Tidak jauh berbeda dengan Indonesia, Mesir juga tengah berambisi melakukan perpindahan ibukota, lokasinya tidak jauh dari Kairo.

Mesir tengah melaksanakan proyek besar-besaran untuk membangun ibukota baru yang dinamakan New Administrative Capital (NAC).

Proyek ini merupakan bagian dari visi Presiden Abdel Fattah el-Sisi untuk mengatasi permasalahan Kairo yang semakin padat dan penuh dengan tantangan infrastruktur.

Baca Juga: China Garap Mega Proyek Termahal di Dunia, Gelontoran Dananya Tembus Rp1.600 Triliun

Dengan anggaran mencapai Rp900 triliun, kota baru ini dirancang sebagai pusat pemerintahan, bisnis, dan kehidupan modern di tengah gurun.

Melansir dari Earth Observatory NASA Goverment pada Kamis, 14 November 2024, Proyek ini mulai dibangun pada tahun 2015 dan berjarak sekitar 45 kilometer di sebelah timur Kairo.

Lokasi ini dipilih karena berada di wilayah yang sebelumnya tak terpakai, memungkinkan Mesir untuk mengembangkan kawasan tersebut menjadi kota yang dirancang secara optimal.

Baca Juga: Dukung Transformasi Ekonomi Hijau, BRI Catatkan Portofolio Pembiayaan Berkelanjutan Rp764,8 Triliun

Rencananya, Kairo yang sebelumnya menjadi ibukota akan dijadikan kota wisata sejarah mengingat banyaknya monumen bersejarah, seperti Pirmida Giza.

Selain itu, pembangunan NAC juga diharapkan menjadi solusi atas masalah yang dihadapi Kairo, termasuk kemacetan lalu lintas, polusi udara, dan tekanan populasi yang terus meningkat.

Ibukota baru ini direnanakan akan memiliki luas 170.000 hektare dan akan dibangun pusat bisnis, kedutaan, sekolah, layanan kesehatan, taman, dan gedung tinggi.

Baca Juga: Berdiri Megah di Jawa Tengah, Megaproyek dari Zaman Kuno Ini Miliki Kualitas Infrastruktur Tak Lekang Waktu

Dari citra satelit NASA dalam misi Landsat, terlihat bagaimana wilayah yang sebelumnya kosong kini mulai diubah menjadi kota dengan tata letak modern.

Saat proyek pembangunan sudah rampung, ibukota baru diperkirakan akan dapat menampung 6 juta penduduk.

Hal ini menunjukkan kemampuan Mesir dalam memanfaatkan sumber daya yang ada untuk menciptakan peluang baru.

Baca Juga: Proyek Turbin Pintar RI-China, PLTB Ini Bakal Pasok Listrik Hingga 200 MW Ke Daerah Timur Indonesia

Namun, proyek ini tidak lepas dari kritik. Biaya yang sangat besar telah menimbulkan kekhawatiran tentang dampaknya pada anggaran negara, terutama di tengah tantangan ekonomi yang dihadapi Mesir.

Selain itu, ada juga yang skeptis mengenai apakah NAC akan mampu menarik cukup banyak penduduk dan bisnis untuk menjadikannya kota yang hidup.

Meski demikian, pemerintah optimis bahwa NAC akan menjadi katalisator untuk pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Baca Juga: Korea Selatan Investasi Rp3,7 Triliun, Karawang Bakal Punya Pabrik Fraksionasi Plasma Pertama di Asia Tenggara

Kota ini dirancang tidak hanya sebagai pusat pemerintahan, tetapi juga sebagai pusat bisnis internasional dan inovasi teknologi. Dengan demikian, NAC diharapkan dapat meningkatkan daya saing Mesir di kancah global.

Jika berhasil, NAC tidak hanya akan menyelesaikan permasalahan Kairo, tetapi juga menjadi contoh bagaimana negara berkembang dapat melakukan transformasi besar di tengah tantangan.

Dengan berbagai fasilitas modern dan infrastruktur yang dirancang dengan baik, NAC berpotensi menjadi salah satu proyek pembangunan paling ikonik di dunia.***(Muhammad Arif)

 

Rekomendasi