Merasa Dikendalikan Orang Lain hingga Membuat Depresi? Ini 6 Trik Psikologi yang Harus Kamu Waspadai


inNalar.com – 
Pada dasarnya psikologi mempelajari pikiran, emosi, dan perilaku manusia. Untuk mengenali kelebihan dan kekurangan dari kemampuan otak manusia. 

Memahami psikologi pada manusia dapat digunakan dalam hal yang positif maupun negatif. Bisa membantu orang lain punya masalah mental dan beban pikiran. 

Namun ada juga yang menggunakan ilmu psikologi untuk mempengaruhi orang lain untuk melakukan suatu hal yang tidak diinginkannya.

Baca Juga: 4 Shio Paling Cerdas dan Pintar Segala Hal di Tahun 2024, Kamu Salah Satunya?

Dark psychology atau psikologi gelap yang berfokus pada penggunaan taktik manipulasi untuk membujuk, menipu, dan mengendalikan orang lain.

Banyak orang yang tidak menyadari bahwa dirinya sedang dikendalikan orang lain. Kamu jangan sampai salah satunya. Berikut trik dari dark psychology.

1. Reverse Psychology

Psikologi terbalik merupakan cara untuk mengendalikan orang lain dengan cara membuat orang melakukan apa yang sebenarnya dia tidak mau lakukan.

Baca Juga: Karir Sukses Melebihi Keinginan, Shio Ular Bakal Ketiban Rezeki di 2024 Jika Lakukan Hal Ini

Membicarakan suatu hal yang berlawanan agar orang tersebut melakukan sesuai keinginannya. Misalnya, melarang seseorang untuk melakukan suatu hal, padahal orang yang melarang tersebut ingin orang lain melakukannya.

Karena bagi sebagian orang larangan adalah sebuah perintah. Orang cenderung akan penasaran kenapa larangan tersebut diciptakan.

2. Love Bombing

Mendapatkan perhatian atau kasih sayang memang hal yang indah, namun jika diberikan secara berlebihan patut untuk dipertanyakan.

Baca Juga: Cegah Pikun, 4 Kebiasaan Sederhana Ini Bikin Kamu Makin Cerdas dan Mudah Mempelajari Suatu Hal Baru

Apapun di dunia ini yang dilakukan secara berlebihan memang tidak baik. Sama halnya dengan memberikan cinta dan kepedulian kepada orang lain.

Orang yang ingin memanipulasi kita ada yang melakukan love bombing, dimana dia akan menghujani kita dengan cinta dan perhatian.

Rasa cinta yang diberikan akan menjadi candu bagi korban, dan akan merasa ketergantungan kepada pelaku.

Baca Juga: Insecure hingga Merasa Dirimu Jelek, Bisa Jadi 5 Pengalaman Traumatis Ini Pernah Kamu Lewati

Hingga akhirnya jika sudah mendapatkan yang diinginkan pelaku akan meninggalkan korban begitu saja. 

3. Persuasi dan Otoritas

Dikutip dari kanal Youtube Calon Psikolog, persuasi adalah komunikasi yang bertujuan untuk mengajak atau membujuk seseorang.

Sehingga orang lain dapat mengikuti sesuai keinginannya. Cara ini cenderung digunakan oleh pemimpin kelompok atau masyarakat yang memiliki otoritas.

Namun cara ini sering digunakan ke arah yang negatif. Seperti janji palsu dari seorang pemimpin hanya untuk diikuti hanya untuk kesejahteraan orang tersebut. 

Baca Juga: Bukan Antisosial dan Pemalu, Inilah 4 Tipe Introvert yang Jarang Orang Tahu

Hingga akhirnya memanfaatkan posisinya untuk dirinya pribadi, dan banyak kasus menjadi pemimpin yan otoriter.

4. Manipulasi Emosional

Cara ini menggunakan tipu daya dan eksploitasi perasaan untuk melakukan hal yang sebenarnya tidak ingin dia lakukan. 

Biasanya pelaku mempermainkan perasaan orang lain dengan cara, mengungkit simpati dan empati dari orang lain. Seperti permainan diksi dan melebihkan atau memutar balik fakta yang ada. 

Cenderung akan menyudutkan korban dan membuat korban merasa wajib untuk melakukannya. Jika kamu mudah bersimpati dengan sekitar maka akan lebih mudah di manipulasi.

5. Pembatasan Pilihan

Cara ini sulit untuk dideteksi, karena manipulator membuat pilihan seakan hanya sedikit, yang membuat orang lain berpikir sesuai apa yang diinginkan pelaku.

Orang marketing sering melakukan hal ini. Contohnya Alfa dan Indomaret, mereka membuat konsumen hanya fokus di dua pilihan itu saja tanpa memikirkan brand lain.

Manusia cenderung menghindari pilihan yang terlalu banyak, karena akan bingung memilihnya. Jika diperkecil pilihannya maka akan lebih mudah.

6. Gaslighting

Gaslighting biasa terjadi di hubungan antara dua individu, seperti pasangan. Pelaku biasanya akan menyudutkan korban, mengalihkan fakta, tidak mau disalahkan, dan sebagainya.

Hal ini adalah manipulasi psikologis terhadap orang lain. Contohnya ‘aku kan seperti ini karena kamu!’, hal ini membuat korban malah menjadi merasa bersalah.

Sikap menyudutkan ini akan berdampak dengan korban menjadi merasa rendah diri, merasa bersalah, tidak tahu mana yang benar dan salah, takut menyampaikan pendapat.

Hal ini bisa terjadi kepada teman, keluarga, dan rekan kerja. Dimana pelaku ini merasa mendominasi dibanding orang di sekitarnya. ***

 

Rekomendasi