

inNalar.com – Hari Raya Nyepi merupakan salah satu ritual yang dilaksanakan oleh umat Hindu. Di Indonesia, Hari Raya Nyepi sudah disahkan menjadi hari libur nasional.
Nyepi dimaknai sebagai upacara inisiasi yang dilakukan pada saat pergantian tahun Saka. Upacara inisiasi umumnya dilakukan oleh umat Hindu pada masa peralihan.Baik peralihan pada diri manusia (bhuana alit) maupun alam semesta (bhuana agung).
Kepercayaan Hindu mengatakan bahwa masa peralihan itu merupakan hal yang sensitif. Sangat mudah mendatangkan malapetaka atau bahaya yang tidak diinginkan. Sehingga perlu dilakukan upacara inisiasi ini.
Baca Juga: Rencana Menikah dan Umrah Bersama Gagal, Dinar Candy Umumkan Putus dengan Ridho Ilahi
Puncak pelaksanaan Nyepi ini terjadi ketika umat Hindu melakukan shamadi dan memuja Ida Sang Hyang Widi Wasa untuk memohon ilham-ilham dan petunjukNya dalam upaya mengarungi lembaran hidup baru di tahun Saka yang baru.
Sejarah sudah mencatat awal mula peringatan Hari Suci Nyepi dan Tahun Baru Saka ini, yakni semenjak tahun 78 Masehi oleh Raja Kaniskha I di India.
Kala itu Raja Kaniskha I menyatakan bahwa tujuan dari perayaan Hari Raya Nyepi adalah mempersatukan keragaman antar suku beragama di India yang heterogen.
Ini merupakan salah satu upaya Raja Kaniskha I dalam mempersatukan umatnya, yaitu dengan memberlakukan kalender Saka sebagai acuan perhitungan setiap ritual keagamaan yang dilaksanakan oleh umat Hindu.
Menurut sejarah, prosesi ritual Hari Raya Nyepi pada zaman Raja Kaniskha I difokuskan pada ritual Nyepi (Sipeng).
Pada ritual Sipeng, umat Hindu melaksanakan Tapa Bratha dan Yoga Semadhi dengan tidak menyalakan api,
tidak makan dan minum, tidak bepergian dan bekerja, serta menahan diri untuk tidak mengumbar hawa nafsu.
Baca Juga: Sekilas tentang Sosok Vampir Morbius, Antihero di Film Terbaru Marvel yang Rilis April 2022
Keesokan harinya disusul dengan acara Ngempak Geni, yaitu saling memaafkan dan mensyukuri nikmat telah dapat melaksanakan Bratha penyepian.
Di sisi lain, pelaksanaan Nyepi bermakna sebagai momen pengendalian diri melalui pelaksanaan ritual catur brata penyepian.***