

inNalar.com – Menteri Sosial (Mensos) Republik Indonesia, Saifullah Yusuf memaparkan skema bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH).
Dalam pemaparan tersebut dijelaskan bahwa terdapat beberapa kategori penerima PKH yaitu ibu hamil, ibu dengan anak bayi, anak sekolah (SD-SMA), para lansia, dan penyandang disabilitas.
Dalam program PKH bantuan yang diberikan sebagai bagian dari perlindungan dan jaminan sosial.
Rincian bantuan yang diberikan oleh mensos
Ibu hamil mendapatkan Rp750.000 per tiga bulan. Jika diakumulasi maka mendapat Rp3 juta per tahunnya.
Ibu dengan anak bayi (0-11 tahun) juga mendapat bantuan dengan nominal yang sama yakni Rp750.000 setiap tiga bulan.Harapannya dapat diperuntukkan untuk kepentingan asi eksklusif, pemeriksaan kesehatan, pemberian vitamin.
Anak berusia pendidikan anak usia dini (PAUD) mendapat bantuan berupa pemeriksaan kesehatan. Mulai dari penimbangan, pengukuran, dan pemberian vitamin.
Baca Juga: Pengumuman SKB CPNS Kementerian Agama 2024 Segera Dibuka, Cek di Sini Mudah
Anak Sekolah Dasar berhak menerima bantuan Rp225.000 setiap tiga bulan.
Anak Sekolah Menengah Pertama (SMP) menerima bantuan sebesar Rp375.000 setiap tiga bulan.
Anak Sekolah Menengah Atas (SMA) menerima uang sebesar Rp500.000 setiap tiga bulan.
Baca Juga: Jakarta Masih Berstatus Ibukota, Bagaimana Nasib ASN yang Bakal Pindah ke IKN? Ini Jawabannya
Penyandang disabilitas yang menerima PKH juga akan meerima bantuan Rp600.000 per tiga bulan.
Para lansia akan mendapatkan Rp 600.000 per tiga bulan sebagai pemenuhan kebutuhan pemeriksaan kesehatan dan lain-lain.
Program Keluarga Harapan ini menjadi program utama dari Kementerian Sosial (Kemensos) yang akan terus merangkul hingga 10 juta kartu keluarga (KK) di seluruh pelosok negeri.
Kemudian program ini juga mendapatkan pendampingan hingga 34.000 pendamping.
Dilansir dari um-surabaya.ac.id, Arin selaku pakar ekonomi UM menjelaskan, berdasarkan Susenas tahun 2023 jumlah anak usia 0-6 tahun mencapai 30,2 juta.
Sementara itu, jumlah lansia mencapai 30,9 juta jiwa. Angka tersebut akan terus naik hingga 2 kali lipat menjadi 65,8 juta jiwa pada tahun 2045.
Dorong Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Melihat situasi seperti ini, bantuan sosial menjadi hal yang penting bagi masyarakat karena bansos dapat membantu menjaga daya beli di pasaran.
Mengingat konsumsi rumah tangga menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi Indonesia jadi pertumbuhan akan menurun jika daya beli mereka menurun.
Tidak hanya itu, menurutnya, bansos juga memberikan fungsi makro ekonomi yang signifikan.
Menyediakan bantuan bagi kelompok rentan seperti ibu hamil dan lansia menjadi salah satu cara strategis untuk menjaga permintaan dalam perekonomian, terutama di kalangan bawah.
Dilihat dari perspektif ekonomi kesejahteraan, anak-anak, ibu hamil, dan lansia adalah kelompok rentan yang sering kali memerlukan perhatian khusus.
Contohnya kebutuhan gizi ibu hamil, sangat penting karena itu berpengaruh pada bayi yang ada di kandungannya.
Kemudian anak-anak juga harus mendapat perhatian khusus untuk menjaga tumbuh kembangnya. Mereka membutuhkan gizi yang baik untuk mendukung pertumbuhan secara fisik dan kognitif.
Begitu juga dengan lansia yang mungkin sudah tidak mendapat upah atau tidak bekerja sehingga mereka bergantung pada dukungan keluarga atau bantuan dari pemerintah.
Pemberian bansos yang ditujukan secara khusus pada kelompok rentan ini, akan membantu perekonomian, mencegah malnutrisi, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Tantangan Program PKH
Namun, Arin juga menjelaskan terkait salah satu tantangan besar dalam menjalankan program ini yaitu masalah efektivitas penyaluran dan pengawasan.
Penyaluran dan pengawasan rentan tidak dapat tepat sasaran. Misalkan terdapat kesalahan dalam pengelolaan dana maupun ketidakmerataan distribusi.
Oleh karena itu, agar program PKH berjalan dengan optimal dan tidak salah sasaran, diperlukan pengawasan yang ketat dan teknologi yang tersistematisasi.
Hal ini untuk memastikan bahwa dana bantuan tidak salah sasaran.*** (Aliya Farras Prastina)