

inNalar.com – Kalimantan Timur memiliki berbagai peninggalan sejarah menarik mengenai kerajaan tertua di Indonesia, yaitu Kutai Kartanegara.
Berlokasi di dekat Sungai Mahakam, tidak bisa dipungkiri bahwa wisata ini menjadi museum yang paling terkenal di Kalimantan Timur.
Dilansir inNalar.com dari kaltimprov.go.id, Museum Mulawarman merupakan destinasi wisata budaya mengenai budaya dan sejarah Kerajaan Kutai Kartanegara.
Nama “Mulawarman” sendiri diambil dari seorang raja Kutai Martadipura yang terkenal arif dan bijaksana.
Bangunan aslinya adalah kedaton Kutai Kartanegara yang dibangun pada tahun 1935 oleh Holland Beton Maatschappij di pemerintahan Sultan Adji Mohamad Pariksit.
Pembangunan museum dilakukan saat diberlakukan Undang-undang Nomor 17 tahun 1959 yang membentuk daerah Tingkat II Kutai.
Pada tahun 1966, benda milik pribadi atau warisan dikembalikan pada pribadi, sementara benda milik Kerajaan menjadi milik Negara.
Kemudian, pemerintah Kabupaten Tingkat II Kutai mendirikan Museum Kutai pada tanggal 25 November 1971 sebagai bagian dari Pusat Kebudayaan dan Olahraga.
Pembangunan ini merupakan bentuk realisasi dari keinginan masyarakat untuk melestarikan dan memelihara peninggalan Kerajaan Kutai Kartanegara.
Pada tanggal 18 Februari 1976, Museum Kutai diserahkan pengelolaannya kepada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan berganti nama menjadi Museum Mulawarman.
Ciri khas museum ini adalah duplikat Lembuswana dan kolam berbentuk naga yang dapat pengunjung lihat di halaman depan.
Selain itu, terdapat sebuah totem kayu ulin berukuran tinggi 13 meter dengan diameter 60 cm, menggambarkan perjalanan hidup masyarakat Dayak.
Museum ini juga menyimpan koleksi seperti singgasana, pakaian kebesaran, tombak, keris, kalung, prasasti Yupa, tenunan dari suku Dayak Benuaq
Tidak hanya itu, Museum Mulawarman juga menyimpan keramik antik dari Cina, Eropa, Jepang, Vietnam, dan Thailand.
Memiliki warna dominan putih, arsitektur dari museum ini mengadopsi bangunan Kerajaan Kutai.
Tiket masuk yang dipatok untuk memasuki wisata ini juga tergolong murah, dengan harga 2.500 untuk dewasa dan seribu untuk anak-anak.
Pengunjung dapat ke tempat ini sekitar 3,3 kilometer dari Kota Tenggarong dengan jarak tempuh delapan menit.