

inNalar.com – Banyak mata peneliti, terutama kalangan arkeolog, menelusuri jejak kota yang hilang di sebuah Kabupaten Muaro Jambi.
Kota yang hilang di Provinsi Jambi ini tepatnya berada di Kompleks Candi Kedaton yang menyebar di sepanjang Sungai Batanghari.
Bukan sekadar peninggalan purbakala yang kini hanya dinikmati sebagai sebuah situs, masih banyak misteri yang belum terungkap dari candi terluas di Asia Tenggara ini.
Para arkeolog terus mengeksplorasi kebenaran sejarah dari kompleks candi seluas 3.981 hektare ini.
Itu berarti, situs ini dapat dikatakan lebih luas berkali-kali lipat dari Candi Borobudur yang sejak lama menjadi warisan keajaiban dunia.
Sebagai informasi, Candi Borobudur sendiri menghampar seluas 2500 meter persegi.
Baca Juga: Isi Teks Deskripsi, Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 9 SMP Halaman 8 Kurikulum Merdeka
Jika kita ingin menelusuri luasnya jejak kota yang hilang di Muaro Jambi, tiliklah 11 candi utama yang tersebar di pinggiran Sungai Batanghari.
Mulai dari Candi Gedong I dan II, Candi Kedaton, Candi Gumpung I dan II, Candi Teluk, Candi Tinggi, Candi Kembar Batu, hingga Candi Astano.
Sementara ada empat candi lainnya yang kini dalam proses pemugaran. Yaitu, Candi Kotomahligai, Paritduku, Sialang, dan Alun-alun.
Serta diprediksi masih ada lebih dari 80 reruntuhan yang dapat menjawab misteri kota yang hilang dan masih terpendam di gundukan bukit kecil bernama Menapo di Kabupaten Muaro Jambi.
Temuan sebuah arca sepanjang 10 centimeter di sekitar kompleks tersebut rupanya menunjukkan jejak bagi para peneliti bahwa kehidupan pendahulu dimulai pada abad ke-6.
“Artinya, membalikkan pendapat yang lama bahwa Muaro Jambi dari abad ke-7 ternyata lebih tua,” ungkap seorang Agus Widiyatmoko, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah V, dikutip dari YouTube Najwa Shihab.
Baca Juga: Kunci Jawaban Buku Bahasa Indonesia Kelas 6 SD Kurikulum Merdeka Bab 3 Halaman 79
Usai penggalian, berserak pecahan genting berukir khas hingga kayu bekas tiang ditemukan di sekitar candi.
Penggalian hingga tanah terdalam terus dilakukan arkeolog demi mengungkap jejak kehidupan manusia di era abad ke-6.
Pengkajian dan analisis karbon juga dilakukan demi mengetahui rentang kehidupan kota yang hilang di Muaro Jambi ini.
Baca Juga: Kunci Jawaban Buku Bahasa Indonesia Kelas 6 SD Kurikulum Merdeka Bab 3 Halaman 70
Mengejutkannya, temuan mengungkap bahwa diprediksi kehidupan di sekitar kompleks Muaro Jambi terus eksis dari abad ke-6 hingga abad ke-13.
Lantas, apakah reruntuhan bangunan bersejarah yang tersisa kini sekadar hanya untuk tempat ritual keagamaan?
Melihat dari sebegitu luasnya kompleks tersebut membuat para pencari jejak sejarah mencari tahu jejak kesejarahan di belahan dunia lainnya yang sezaman.
Sebagai pembandingnya ialah vihara kuno sekaligus pusat pendidikan Nalanda di India.
Setelah ditelusuri rupanya ada relasi antara pusat peradaban Nalanda dengan jejak kehidupan di Muaro Jambi ini.
Terdapat vihara terbesar di Nalanda yang bangunannya khas seperti yang dibangun oleh Raja Balaputradewa di Sumatera.
Dari sanalah diprediksi bahwa komplek candi di Muaro Jambi ini dahulu aktif digunakan pula sebagai pusat pendidikan pada masanya.***