Mengulas Keragaman Bahasa Daerah di Sulawesi Tengah: Ada yang Terancam Punah, Apa Penyebabnya?

inNalar.com – Indonesia terkenal dengan keanekaragaman, mulai dari budaya, suku, adat, dan bahasa daerah yang dimilikinya.

Ada ratusan bahasa daerah milik masyarakat Indonesia dan umum di seluruh wilayah, termasuk  Sulawesi Tengah.

Papua merupakan wilayah dengan keragaman bahasa terbesar, dengan 428 bahasa, sedangkan  provinsi  Yogyakarta dan Kepulauan Riau hanya memiliki satu bahasa.

Baca Juga: Jumlah Investor Saham Pasar Modal di Aceh Banyak Didominasi Oleh Para Pelajar dan Mahasiswa

Sulawesi Tengah merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki keanekaragaman bahasa daerah terbanyak dan menduduki peringkat pertama keanekaragaman bahasa tertinggi di Pulau Sulawesi.

Berdasarkan data kemendikbud.go.id, terdapat 21 bahasa daerah di Provinsi Sulawesi Tengah yang masih dilestarikan oleh masyarakat setempat.

Jika dihitung berdasarkan dialek atau varian bahasa, maka jumlah bahasa daerah di Sulawesi Tengah akan bertambah.

Baca Juga: Dibangun Sejak 1885, Ternyata Masjid Terbesar di Kalimantan Barat Ini Berhadapan Dengan Wihara, Kok Bisa?

Bahasa daerah Sulawesi Tengah yang terdaftar di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu Bada, Bajo, Balaesang, Balantak, Banggai, Besoa, Bugis, Bungku, Buol, Dondo, Kaili.

Selain itu ada bahasa Kulawi, Lauje Malala, Pamona, Pipikoro, Saluan, Sangihe Talaud, Seko, Taa, Tombatu dan Totoli.

Namun sayangnya, keanekaragaman bahasa daerah di Provinsi Sulawesi Tengah terancam punah.

Baca Juga: Tak Mau Kalah dari Militer Australia, TNI Pamer Tank Amfibi Canggih di Super Garuda Shield 2023

Terkait bahasa daerah yang terancam punah, hal itu disampaikan  Kepala Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Tengah.

Misalnya, bahasa Kaili dengan dialek Ende yang  pernah digunakan di wilayah Pewunu kini sudah tidak lagi digunakan.

Direktur Pusat Bahasa Provinsi Sulawesi Tengah mengatakan, anak-anak di Kaili belum mengetahui  bahasa daerahnya.

Bahasa daerah lain di provinsi Sulawesi Tengah yang terancam punah adalah Pamona, Banggai bahkan Saluan.

Penyebab terancamnya beberapa bahasa daerah di Sulawesi Tengah adalah orang tua tidak mengajarkan bahasa daerah dalam pengucapan sehari-hari melainkan menggunakan bahasa nasional (Bahasa Indonesia).

Upaya yang dapat dilakukan untuk menghindari kepunahan  bahasa daerah adalah dengan tetap mengajarkannya dan menggunakan bahasa ibu dalam berkomunikasi dengan anak.***

Rekomendasi