

inNalar.com – Mimpi Kabupaten Ponorogo tidak untuk memiliki monumen patung tertinggi di Indonesia tidak lama lagi akan tersebut.
Patung tersebut adalah Monumen Reog Ponorogo (MRP) yang saat ini pembangunannya masih terus berlangsung.
MRP akan memiliki tinggi mencapai 126 meter, mengalahkan monumen patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali yang tingginya 121 meter.
Baca Juga: Bakal Adakan UMKM EXPO BRILIANPRENEUR 2023, BRI Dorong Pelaku Usaha Indonesia Semakin Go Global
Patung yang akan menjadi ikon baru Bumi Reog tersebut terletak di kawasan bukit kapur Desa dan Kecamatan Sampung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.
Beberapa waktu lalu Pemkab Ponorogo telah melakukan sayembara desain MRP yang akhirnya dimenangkan oleh arsitek Bramana Ajasmara Putra bersama timnya.
Tema yang diusung dalam pembuatan patung reog raksasa tersebut adalah Taman Ragam Selaras.
Taman dapat diartikan sebagai sebuah tempat atau wadah.
Monumen ini didesain dengan mengintegrasikan ruang luar dan dalam yang mewakili keragaman.
Secara keseluruhan, desain monumen ini akan mampu menampung beradam kegiatan dengan skala besar, baik di ruang tertutup maupun terbuka.
Serta akan menjadi kawasan yang mengintegrasikan manusia, alam, dan rasa yang berarti selaras.
Konstruksi patungnya saja akan memiliki tinggi 81 meter yang ditopang oleh bangunan sekaligus podium yang tingginya 45 meter.
Bentuk patung terinspirasi dari pose reog ketika menari.
Oleh karenanya, patung raksasa tersebut akan memiliki bentuk berkelok alias menekuk layaknya tarian reog yang meliyuk-liyuk.
Podium tempat berdirinya patung tersebut akan difungsikan sebagai lobby, museum wisma seniman, hingga dek observasi.
Di bagian atas podium atau di sekitar tumpuan patung akan terdapat green roof yang bisa diakses melalui lantai-lantai tertentu.
Patung akan dibuat dengan struktur baja, sedangkan struktur podiumnya adalah beton.
Telah diperhitungkan pula bahwa desain tersebut akan kuat terhadap gempa dan angin.
Untuk menjaga keberlanjutan keanekaragaman hayati di kawasan MPR, maka akan dilengkapi pula dengan Bioswale yang berfungsi sebagai daerah resapan air hujan.
Hal itu dimaksudkan guna mengembalikan fungsi kawasan sebagai kawasan lindung dan kawasan konservasi air.
Tahap pertama, Monumen yang terdiri dari patung, podium dan plaza utama.
Tahap kedua adalah pembangunan kawasan cultural park, tahap ketiga adalah kawasan outdoor museum, dan tahap keempat adalah kawasan waterpark.
Pada kawasan outdoor museum, nantinya akan diukir relief-relief di dinding gunung kapur.
Dikutip dari YouTube Pesona Global, pembangunan Monumen Reog Ponorogo saat ini sudah mencapai 12 lantai.
Rencananya, monumen jumbo itu bakal memiliki 16 lantai dengan total struktur mencapai 26 lantai.
Proyek tersebut digadang-gadang bisa menelan biaya hingga Rp90 miliar pada tahap pembangunan awalnya.
Sumber dananya adalah dari APBD Ponorogo dan suntikan dari Pemprov Jawa Timur sebesar Rp30 miliar.
Pembangunan Monumen Reog Reog diharapkan bisa mempercepat pengembangan sektor pariwisata di Kota 1001 Reog tersebut.
Kawasan tersebut akan terintegrasi dengan beberapa kawasan wisata seperti Sarangan, Tawangmangu, dan Waduk Gajah Mungkur.
Proyek multiyear ini diharapkan akan menyelesaikan tahap pertama pembangunan pada tahun 2024. ***