Mengenal Tradisi Ekstrem di Papua ‘Iki Palek’ dengan Memotong Ruas Jari Sebagai Bentuk Rasa Duka

inNalar.com – Papua merupakan sebuah kepulauan terbesar yang ada di Indonesia yang kaya akan alam, budaya dan tradisinya.

Tradisi yang masih sangat dijunjung di Papua ini salah satunya adalah tradisi memotong jari atau dalam Bahasa papua dikenal sebagai ‘Iki Palek’.

Bagi kebanyakan orang tradisi ini terlihat cukup ekstrem dan mengerikan namun kini tradisi ‘Iki Palek’ sudah mulai banyak ditinggalkan oleh suku papua.

Baca Juga: Inilah Arti dan Asal Mula Nama Jambi yang Berasal dari Beberapa Versi Sejarah, Manakah yang Benar?

Dulunya tradisi ini bertujuan sebagai simbol dalam bentuk kesatuan, kekuatan dan kerukunan dalam sebuah anggota keluarga.

Tradisi memotong jari ini dilakukan untuk menunjukkan rasa sedihnya karena rasa duka ditinggal oleh anggota keluarganya.

Jika anggota keluarga ada yang meninggal, satu jari akan dipotong dan yang di potong jarinya ini adalah seorang Perempuan.

Baca Juga: Beratnya Capai 50 Kg! Inilah Ikan Raksasa yang Hidup di Sungai Batanghari Jambi, Apa Namanya?

Mereka sebagai perempuan dianggap sebagai pihak yang paling berduka dan paling merasakan kesedihan akibat kehilangan orang yang di cintai.

Bagi Suku Dani, dalam bersedih menangis saja tidak cukup untuk menunjukkan rasa berduka yang diraskaannya.

Rasa sakit yang dirasakan dari dipotongnya sebuah jari ini menunjukan bahwa hati dan jiwanya sangat terkoyak atas sebuah kehilangan.

Baca Juga: Proyek Bendungan Senilai Rp6,3 Triliun di Jambi Ini Diramalkan Mampu Aliri Irigasi Sawah Seluas 12.000 Ha

Jari disini dianggap sebagai symbol persatuan dan keharmonian. Di Suku Dani terkenal dnegan istilah ‘wene opakima dapulik welaikarek maekehasik’ yang memilki arti, simbol hidup Bersama dalam satu keluarga, suku, rumah , marga, Sejarah, nenek moyang, Bahasa dan satu asal.

Sebelum pemotongan jari dimulai, jari tersebut akan dililitkan pada seutas benang dan mereka akan melakukan mantra. Jari-jarinya akan diikat dengan benang hingga lumpuh.

Kemudian cukup dipotong untuk mengurangi pendarahan. Pemotongan jari dapat dilakukan dengan dua cara.

Pertama, pihak perempuan dapat menggigit jarinya sendiri atau denagn menggunakan pisau atau bahkan kapak.

Setelah tradisi selesai, luka tersebut akan diikat dengan daun dan menjalani proses penyembuhan alami yang memakan waktu sekitar satu bulan.

Jika orang tuanya meninggal, dua ruas jarinya akan dipotong. Selama ini, hanya satu buku jari yang bisa dipotong untuk kerabat.

Suku Dani mulai meninggalkan prosesi Iki Palek. Namun, kamu tetap dapat menemukan beberapa suku di papua dengan jari terpotong.

Melalui tradisi ini, kita bisa menimba hal positif. yaitu, untuk kita dapat belajar menghormati dan mengikuti tradisi nenek moyang, serta menumbuhkan rasa kesetiaan yang dapat dilihat dari Suku Dani yang rela merasakan kesakitan ketika ada anggota keluarganya yang meninggal dalam prosesi tersebut. ***

Rekomendasi