Mengenal Ir Sutami, Disebut Menteri Termiskin dan Anti Korupsi Sepanjang Sejarah RI, Era Presiden Siapa?

inNalar.com – Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik pada era Presiden Soekarno dan Presiden Soeharto bernama Ir Sutami, merupakan menteri Indonesia yang tidak seperti kebanyakan menteri lainnya.

Pasalnya Ir Sutami ini disebut sebagai menteri termiskin sepanjang sejarah Republik Indonesia, meskipun pada era Soekarno dirinya sering kali mendapat tugas mengawasi berbagai proyek pembangunan.

Namun meski begitu dirinya hidup dalam keadaan yang sangat sederhana, bahkan PLN pernah melakukan pemadaman listrik di kediamannya dikarenakan Ir Sutami pada saat itu telat membayar listrik.

Baca Juga: Genteng Banyuwangi Jadi Kecamatan Termaju di Indonesia, Dana Desa yang Didapat Capai Milyaran Rupiah?

Selain Itu dirinya sempat jatuh sakit dan di diagnosis kekurangan gizi sebelum akhirnya meninggal dunia, Ir Sutami diketahui tidak mempunyai uang untuk dapat membayar biaya rumah sakit.

Hal ini tentu menjadi sebuah ironis dikenakan Ir Sutami menjabat sebagai menteri Indonesia untuk dua presiden selama 14 tahun.

Tidak seperti kebanyakan menteri lainnya yang mempunyai latar belakang partai, Ir Sutami ini berasal dari kalangan non partai.

Baca Juga: Super Kuat! Hewan Mungil Seberat 100 gram Ini Mampu Angkat Beban Hingga 8 kg, Pantas Dijuluki Hercules!

Berbagai prestasi pun sering kali diraih oleh Ir Sutami selama dirinya menjabat sebagai menteri, yakni mulai dari pembangunan Gedung DPR, Waduk Jatiluhur, Jembatan semanggi sampai pada pembangunan Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali.

Pencapaiannya tersebut pun mendapat apresiasi dari Presiden Soeharto, saat namanya terabadikan dalam acara peresmian Bendungan Karangkates yang terletak di Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang Indonesia pada tanggal 16 Desember 1981.

Bentuk apresiasi yang diberikan Soeharto dalam pencapaian Ir Sutami yakni dengan menamakan Bendungan tersebut dengan nama Bendungan Sutami.

Baca Juga: Tak Mau Kalah dari Susu Sapi, Inilah Manfaat Susu Kedelai Bagi Anak, dr Saddam Ismail: Pastikan Murni!

Ir Sutami sendiri merupakan lulusan dari Institut Teknologi Bandung dengan Jurusan Teknik Sipil pada tahun 1956.

Dilansir inNalar.com dari Youtube Amemoar, setelah lulus kuliah Ir Sutami langsung magang menjadi asisten pengajar mata kuliah beton bertulang di Akademi Teknik Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga di Bandung Indonesia .

Berkat keuletannya tak sampai 5 tahun beliau sudah ditunjuk untuk menjadi Direktur Utama perusahaan negara Hutama Karya.

Ir Sutamibertanggung jawab menyelenggarakan sejumlah Proyek Mercusuar Soekarno pada masa itu.

Menjelang ASEAN Game keempat pada 1962 di Jakarta, Ir.Sutami diberi Tugas memperkuat sejumlah bangfunan di senayan, termasuk stadion utama senayan.

Ir Sutamidipilih menjadi Menteri negara diperbantukan sejak era kabinet Dwikora pada tahun 1964 dan pada masa kepemimpinan Presiden Soekarno.

Lalu beliau juga dipercaya menjadi Menteri Koordinator Pekerjaan Umum dan Tenaga, dalam urusan penilaian konstruksi.

Selanjutnya karirnya terus berjalan dengan menduduki jabatan yang sama pada Kabinet Dwikora II di tahun 1966.

Jabatan menteri di Indonesia pada Ir Sutami terus melekat dalam dirinya sampai sekitar tahun 1978.

Sosoknya yang sederhana dan jauh dari segala kemewahan inilah yang membuat dirinya di sukai oleh Presiden Soekarno dan Presiden Soeharto.

Jabatan menteri di Indonesia yang selalu digenggamnya, bukan sebuah rahasia dalam perihal gaji dan juga fasilitas yang pasti di dapatnya.

Namun, Ir Sutami memilih untuk hidup sederhana dibanding harus menggunakan fasilitas yang telah terjamin untuk dirinya, bahkan beliau juga disebut sebagai menteri anti korupsi di Indonesia.

Rumah nya yang terletak di Jl. Imam Bonjol Jakarta Indonesia pun dibeli olehnya dari hasil mencicil dan baru dapat dilunasi ketika beliau sudah menjelang pensiun.

Ir Sutami juga tidak pernah menggunakan segala fasilitas negara yang didapatnya di luar dari pekerjaannya.

Setelah dirinya pensiun pun semua fasilitas termasuk mobil dinasnya dikembalikan oleh Ir Sutami.

Ir Sutami berpulang pada 13 November 1980 dan namanya kini diabadikan tidak hanya di Bendungan Karangkates Malang, Jawa Timur Indonesia melainkan juga di Bendungan Mbay, Kabupaten Nagekeo, Provinsi Nusa Tenggara Timur.***

 

Rekomendasi