Mengenal Darul Ashom, Pondok Pesantren Tunarungu Pertama di Indonesia yang Telah Sukses Cetak Santri Penghafal Al-Qur’an

inNalar.com – Bak angin segar, kini hadir pondok pesantren khusus tunarungu pertama di Indonesia.

Anak yang menyintas gangguan pendengaran atau tunarungu sering kali kesulitan mendapatka akses pendidikan, terutama pendidikan agama.

Hal ini menjadi perhatian karena anak dengan gangguan pendengaran juga berhak mengenyak akses pendidikan baik itu formal atau pun formal.

Baca Juga: Berada di Lorong Rawan Kriminalitas, Pesantren di Makassar Ini jadi Angin Segar untuk Warga Sekitar

Pondok Pesantren Darul Ashom merupakan ponpes tunarungu pertama yang didirikan di Indonesia.

Pesantren ini didirikan pada 5 tahun yang lalu tepatnya pada tahun 2029. Abu Kahfi merupakan pendiri pondok pesantren tunarungu ini.

Abu Kahfi menaruh perhatiannya pada kekhawatiran kehidupan akhirat anak-anak tunarungu. Bahkan tidak jarang anak-anak dengan gangguan pendengaran ini yang belum mengenal agama.

Baca Juga: Prediksi Liverpool vs Manchester United, Hadapi Penguasa Klasemen Akankah Keterpurukan The Red Devil Terus Berlanjut?

Masih sedikit juga Ustaz atau pemuka agama yang mampu mengajarkan ajaran islam dengan menggunakan bahasa isyarat.

Dikutip dari pernyataan Abu Kahfi selaku pendiri Pondok Pesantren Darul Ashom, banyak istilah keagamaan yang susah untuk dijelaskan dengan menggunakan Bahasa Isyarat Indonesia atau BISINDO.

BISINDO atau Sistem Bahasa Isyarat Indonesia ini biasanya digunakan di sekolah-sekolah luar biasa oleh pengajarnya.

Baca Juga: Pesantren di Hutan Angker Ponorogo ini Ternyata Gudangnya para Hafizh al-Qur’an

Atas perhatiannya itu, maka Abu Kahfi berinisiasi membangun pondok pesantren khusus tunarungu.

Pesantren ini didirikan tepatnya pada tanggal 19 September 2019. Darul Ashom ini terletak di Jalan Sumatera Nomor C11, Kayen, Condongcatur, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Di pesantren tersebut digunakan Bahasa isyarat oleh para pengajarnya untuk pembelajaran agama dan huruf hijaiyah untuk tunarungu.

Beberapa bahasa-bahasa islami yang belum dikenal baik oleh anak-anak tunarungu kemudian dikenalkan di dalam pembelajaran pondok pesantren ini.

Selain diajarkan pendidikan agama, para santri di Pondok Pesantren Darul Ashom ini juga diajarkan pelaran umum seperti Matematika dan Bahasa Inggris.

Jadi, di pesantren Darul Ashom ini para santri dan santriwati diajari dengan menggunakan 4 Bahasa yaitu Bahasa isyarat, Bahasa Indonesia, Bahasa Arab, dan Bahasa Inggris.

Dengan begitu, anak-anak tunarungu nantinya bisa mendapatkan ijazah seperti di sekolah formal pada umumnya dengan melaksanakan ujian kejar paket.

Para santri juga diajarkan ekstrakurikuler lainnya seperti olahraga bela diri dan memanah yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad.

Hingga kini, sudah terdapat ratusan santri dan santriwati yang menimba ilmu di Pondok Pesantren Darul Ashom.

Bahkan, pesantren ini juga sudah berhasil mencetak hafiz atau penghafal Al-Qur’an. Salah satu santri, Bernama Rafa sudah berhasil menghafal 13 juz dengan jemarinya yang merapalkan satu demi satu huruf hijaiyah.

Jadi, itulah kisah inspiratif Pondok Pesantren Darul Ashom di Sleman yang merupakan pesantren tunarungu pertama di Indonesia. ***