Menelan Dana Sebesar Rp1,1 Triliun, Bendungan di Aceh Ini Dicoret dari PSN, Dampaknya…

inNalar.com – Kementerian PUPR terus berupaya menyelesaikan berbagai infrastrutur bendungan dan salah satunya ada di Aceh.

Dikenal dengan nama bendungan Tiro, Lokasinya berada di Daya Cot, Kec. Tiro/Truseb, Kabupaten Pidie, Aceh.

Pembangunannya dimulai pada tahun 2019 dan rencana mulai beroperasi pada tahun 2024.

Baca Juga: Bendungan Mesir Senilai Rp15 Triliun Seret Pendanaan, Presiden Nasser Atur Strategi di Terusan Suez tapi Berujung Picu Krisis, Kok Bisa?

Sebenarnya pembangunan bendungan Tiro merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional.

Namun, 2022 lalu pemerintah mencopot status PSN dari pembangunan bendungan Tiro.

Proyek raksasa tersebut dicoret dari PSN karena proyek tersebut tidak rampung dikerjakan saat masa berakhirnya pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Baca Juga: Lanskap 100.000 Ha Mesir Berubah! Bendungan Aswan Malah Sebabkan Kemunculan Penyakit Tertua di Dunia, Kok Bisa?

Pencoretan PSN tersebut tertuang dalam peraturan Menko Perekonomian Nomor 9 Tahun 2022.

Dengan dihapuskannya proyek ini dari PSN, membuat para petani kecewa.

Hal tersebut dikarenakan terdapat ribuan hektar sawah yang tidak cukup mendapat air.

Baca Juga: Rugikan Negara Rp463 Miliar, Megaproyek Presiden RI Ke-6 di Kabupaten Bogor, Jawa Barat Ini Mangkrak Sia-sia

Dampak dari pencoretan proyek ini tentunya menyebabkan petani yang mengerjakan sawah di Kecamatan Tiro, Mutiara Timur, Glumpang Tiga, Glumpang Baro, dan Kembang Tanjong, akan terus susah mencari air saat musim kemarau.

Selain itu, sebagian area sawah di Kecamatan Bandar Baru juga akan terkendala air.

Sebagai informasi, bendungan Tiro adalah bendungan yang tadinya direncanakan akan memiliki kapasitas 41.44 meter kubik.

Baca Juga: Menjulang Setinggi 400 Meter, Mega Proyek Ambisius Arab Saudi Ini Disebut Mampu Menampung 20 Gedung, Kapan Rampung?

Dilansir inNalar.com dari kppip.go.id, rencananya bendungan ini dapat mengairi lahan seluas 6330 hektar.

Selain itu, bendungan ini juga berfungsi untuk mengurangi debit banjir sebesar 350 M³/detik.

Ada pula potensi listrik yang dihasilkan dari bendungan ini sebesar 2 MW.***

Rekomendasi